UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BENIH MELALUI PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN INDUK IKAN LELE

     Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat, karena teknologinya mudah dipahami. Selain itu lele dikenal sebagai ikan konsumsi yang sering dijumpai di setiap daerah karena rasa dagingnya lezat dan kandungan gizinya tinggi. Selain itu lele juga memiliki banyak keunggulan, yaitu pertumbuhannya yang cepat, mudah beradaptasi dengan lingkungan yang buruk, misalnya bisa hidup di air dengan kadar oksigen rendah. 
Keberhasilan usaha budidaya lele sangat ditentukan oleh benih lele yang digunakan. Penggunaan benih lele berkualitas tinggi mampu memberikan peluang atau harapan lebih besar  keberhasilannya bila dibandingkan dengan benih yang kurang  berkualitas. Benih berkualitas biasanya berasal dari induk yang berkualitas juga. Guna mendapatkan benih berkualitas tinggi kita harus mampu  memperoleh informasi tentang asal usul benih tersebut. Bila perlu ditanyakan tentang induk yang dipelihara merupakan induk bersertifikat atau sekedar induk  yang hasil /hasil sortasi benih yang memiliki pertumbuhan paling bongsor. Induk jenis ini sulit diyakini tingkat keberhasilan usaha budidaya nantinya. Untuk itu pastikan bahwa benih didapat dari induk yang memiliki sertifikat dari lemabag yang berwenang dalam mengeluarkan induk berkualitas. 
Banyak orang berpandangan bahwa memelihara induk lebih mudah dari pada memelihara benih lele. Akan tetapi, tidak sedikit pula pembudidaya yang sering salah dalam memelihara induk. Induk lele dengan kualitas sebagus apapun tanpa pemeliharaan induk yang baik belum menjamin bahwa pemeliharaan induk akan menghasilkan telur yang banyak dan matang saat akan dipijahkan. Agar tujuan tersebut tercapai maka pembudidaya harus memenuhi kebutuhan induk yang dipelihara, terutama kebutuhan pakannya.
  Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat vital dalam menunjang kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memenuhi kebutuhan ikan. Peningkatan efisiensi pakan melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat dibutuhkan dalam rangka menekan biaya produksi, karena 60-70%  biaya produksi digunakan untuk biaya pakan (Afrianto dan Liviawaty, 2005) Selain biaya pakan, kebutuhan nutrisi dari ibahan penyusun pakan kanjauga  harus menjadi perhatian.
Dalam proses budidaya ikan khususnya pada kegiatan pembesaran, faktor yang terpenting adalah ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, dan harus mengandung seluruh nutrient yang diperlukan, yakni karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Pakan ikan dikatakan baik dan berkualitas  tidak hanya dilihat dari komponen penyusun pakan saja, melainkan juga dari seberapa besar komponen  pakan mampu diserap dan dimanfaatkan oleh ikan dalam kehidupannya. Kebutuhan nutrisi untuk ikan budidaya yang tersedia umumnya hanya sebatas kebutuhan nutrien makro, seperti lemak dan protein,  sedangkan informasi kebutuhan mikro nutrien,  seperti  vitamin  dan  mineral,  masih sangat terbatas.       Berbagai penelitian membuktikan bahwa kualitas pakan   termasuk nutrien mikro  yang merupakan faktor penting yang berhubungan erat dengan   kematangan gonad,   jumlah   telur   yang   diproduksi,   dan kualitas telur dan larva (Watanabe, 1988).
Keberhasilan pemijahan induk lele tergantung pada pemberian zat gizi yang baik, biasanya terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas. Jumlah nutrient yang dibutuhkan bergantung kepada jenis, ukuran, lingkungan hidup ikan dan stadia reproduksi.
      Pemberian pakan berfungsi sebagai sumber energi yang akan digunakan untuk mempertahankan hidup, pertumbuhan dan untuk proses reproduksi. Alokasi pakan yang dimakan pertama-tama akan digunakan untuk memelihara tubuh dan pergantian jaringan tubuh yang rusak, aktivitas hidup, pertumbuhan dan kelebihan dari pakan baru digunakan untuk reproduksi. Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad, karena proses vitelogenesis membutuhkan nutrien, kualitas telur sangat ditentukan oleh kandungan nutrien yang ada dalam pakan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kebutuhan lain yang diperlukan oleh induk ikan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan asam amino.

      Keberadaan nutrien dalam telur ini merupakan akumulasi nutrien pada fase pematangan gonad. Secara alamiah proses vitelogenesis memerlukan interaksi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi vitelogenesis antara lain temperatur, naik turunnya permukaan air, curah hujan, debit air, feromon, dan pakan.
       Pakan induk yang dapat mempengaruhi vitelogenesis adalah pakan yang berkualitas, yaitu pakan yang mengandung protein, lemak, vitamin E, vitamin C, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan ikan sebagai bahan pembentuk vitelogenin. Faktor internal adalah ketersediaan hormon-hormon steroid, gonad terutama estradiol-17 dalam tingkat yang dapat merangsang vitelogenesis.
        Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kualitas telur dan larva ikan lele, perlu diadakan perbaikan pengelolaan reproduksi dengan cara mempercepat kematangan gonad melalui penggunaan hormon eksogen dan perbaikan nutrisi induk terutama kebutuhan akan vitamin C. Informasi kebutuhan vitamin C saat siklus reproduksi serta pengaruhnya pada perkembangan ovarium dan perkembangan larva ikan lele belum ada, padahal informasi ini sangat bermanfaat dalam penyusunan ransum yang tepat untuk induk ikan lele sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki penampilan
reproduksi ikan tersebut.
            Vitamin C merupakan salah satu nutrien mikro yang dibutuhkan oleh induk ikan dalam proses reproduksi. Hal ini didasarkan pada adanya fluktuasi kandungan vitamin C ovarium selama berlangsungnya siklus reproduksi. Kandungan vitamin C dalam ovarium akan meningkat pada awal perkembangannya dan kemudian menurun pada fase akhir sebelum ovulasi. Ikan tidak mampu mensintensis vitamin C (Faster dalam Sandnes 1991) sehingga untuk mempertahankan metabolisme sel, vitamin C mutlak harus diperoleh dari luar tubuh karena tidak terdapat enzim L-gulonolakton oksidase yang dibutuhkan untuk biosintesis vitamin C (Dabrowski, 2002).
            Peran pakan dalam perkembangan gonad penting untuk fungsi endokrin yang normal. Tingkat pemberian pakan tampaknya mempengaruhi sintesis maupun pelepasan hormon dari kelenjar-kelenjar endokrin. Kelambatan perkembangan gonad 3 karena kekurangan pakan mungkin dapat menyebabkan kadar gonadotropin rendah yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisis, respons ovari yang kurang atau mungkin kegagalan ovari untuk menghasilkan jumlah estrogen yang cukup (Toelihere 1981).
          Keberadaan nutrien dalam telur   ini merupakan akumulasi nutrien    pada fase pematangan  gonad.  Dalam  upaya  untuk lebih meningkatkan kualitas telur dan larva ikan lele, perlu diadakan perbaikan pengelolaan reproduksi dengan cara mempercepat kematangan gonad dan perbaikan nutrisi induk terutama kebutuhan akan vitamin C.
          Vitamin C merupakan salah satu nutrien mikro yang dibutuhkan oleh induk ikan dalam proses reproduksi. Kandungan vitamin C dalam ovarium akan meningkat pada awal perkembangannya dan kemudian menurun pada fase akhir sebelum ovulasi. Pada proses vitelogenesis vitamin C memainkan peranan penting dalam reaksi hidroksolasi biosintesis hormon steroid (Horning et al. 1994). Selain itu, vitamin C juga berfungsi sebagai anti oksidan (Goodman,  1994)  dan  akan  melindungi kolesterol yang merupakan sumber bahan baku untuk biosintesis hormon steroid, dari kerusakan akibat terjadinya proses oksidasi oleh oksigen.
         Vitamin C  penting yang diperlukan untuk meningkatkan reproduksi ikan. Asam ascorbic adalah faktor yang mebantu dalam biosynthesis hormon steroid dan neurohormon. Pada ikan, asam ascorbic memainkan suatu peran penting dalam aturan diet ikan untuk memacu peningkatan reproduksi. Ascorbyl monophosphate adalah sumber yang baik dari asam ascorbic stabil dan secara efisien akan ditransfer ke telor dan offspring sebagai produk reproduksi ikan. Korelasi langsung antara tingkat penetasan dan konsentrasi telor dari asam ascorbic telah banyak dilakukan penelitian. Disisi lain, penurunan konsentrasi asam ascorbic dapat menjadi penanggung jawab untuk penurunan viabilitas sperma.
          Asam ascorbic dapat berperan sebagai suatu cofaktor atau sebagai pengatur dalam biosynthesis oestrogens pada folikel sel. Vitamin C berfungsi sebagai pemelihara integritas selaput membran dalam semua sel. Vitamin C memperlihatkan efek berkaitan yang bersifat melindungi atas pestisida intoxification (keracunan) pada campuran kedua organochlorine dan organophosphorus sehingga dapat menimbulkan hal yang berlawanan ketika digunakan pada dosis tinggi. Secara umum fungsi dari vitamin C adalah vitamin C memiliki efek positif pada sistem imun, memperbaiki mobilitas sel darah putih, mempercepat pemulihan dari pneumonia, meononulkeosis, hepatitis, dan hampir semua infeksi virus lain, menstimulasi sel (Limfosit), merupakan antioksidan dan scavenger untuk radikal bebas.
         Kekurangan vitamin C pada induk dapat mengurangi pertumbuhan, mengurangi perbaikan luka, hemorrhage internal dan eksternal, erosi sirip caudal, exophthalmia, kekurangan darah merah dan mengurangi kemampuan penetesan telor (hatchability. Pada sisi lain, suplemen dari asam ascorbic pada calon induk (broodstock) dalam pemberian pakan secaras signifikan akan meningkatkan hatchabilitas telor,
       Kebutuhan vitamin C tergantung pada umur ikan. Dari berbagai penelitian dilaporkan bahwa ikan yang diberi pakan dengan diet tanpa asam ascorbic  termasuk fase perkembangan gonad, menunjukkan tidak ada tanda makroskopik avitaminosis C dan tidak ada kematian yang meningkat. Ovari mengalami suatu siklus tahunan mengalami dampak dalam saluran metabolisme pada ikan. Selama pertumbuhan gonad didalam kaitan dengan penetasan teleosts, didahului, tanda protein kuning telur, vitellogenin, adalah yang disintesis pada hati dibawah kendali dari hormon oestrogenik. Jaringan endocrine secara normal mengandung asam ascorbic tingkat tinggi. Setelah ada suplementasi dari asam ascorbic, ditemukan ovari dalam tingkat tinggi dianggap sebagai gambaran dari fungsi organ endocrine ini.
Diet broodstock untuk asam ascorbic ditransfer ke telor dimana itu akan disimpan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan larva sebagai pasokan pakan pertama.
Kecukupan vitamin C pada ovarium dapat mendukung proses vittelogenesis yaitu proses akumulasi material telur yang disintesis di hati dan proses ini distimulasi oleh kerja hormon steroid (estradiol). Dalam pembentukan sel telur, biosintesis hormon steroid terjadi dalam beberapa tahap reaksi hidroklasi yang secara tidak langsung mempercepat proses pembentukan ovarium. Vitamin C dalam ovarium diduga berperanan dalam reaksi hidroklasi sintesis hormon steroid. Vitamin C terakumulasi pada sel folikel yang mengintari telur dan pada jaringan ini terdapat sel teka yang berperan dalam sintesis hormon steroid reproduksi ikan (Zohar, 1991).
Sumber vitamin C.
Vitamin C dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik berasal dari sayuran maupun buah-buahan. Berikut beberapa tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai sumber vitamin C :
Tanaman sayuran yang mengandung Vitamin C cukup tinggi antara lain :
1. Paprika merupakan salah satu sayuran yang memiliki kandungan vitamin C
2. Brokoli merupakan sayuran berwarna hijau yang memiliki kandungan vitamin C 90 mg untuk         brokoli yang berukuran sedang.
3. Cabe merupakan bumbu da pur yang memiliki kadnungan vitamin C cukup tinggi yaitu 107,8        mg.
Buah-buahaan  yang mengandung Vitamin C cukup tinggi antara lain :
     Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang sangat diperlukan bagi tubuh. selama ini banyak orang berpikiran bahwa sumber vitamin C tertinggi hanya ada di buah jeruk.Ternyata ada banyak buah lainnya yang juga mengandung vitamin C diantaranya
Jambu biji , ternyata jambu biji adalah buah yang memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi dari jeruk. Jambu biji memiliki lebih dari 200 miligram vitamin dalam satu buahnya.
Papaya dikenal sebagai buah yang sangat bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Selain kaya serat, papaya juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Selain itu, papaya juga mengandung banyak vitamin lainnya seperti vitamin A, vitamin V kompleks, kalium, dan kalsium. 
Stroberi
Stroberi tetap mempunyai manfaat banyak bagi tubuh, selain vitamin C, stroberi juga mengandung antosianin dan asam ellagic.Buah stroberi kaya akan antioksidan dan juga mengandung vitamin B kompleks, vitamin A, vitamin E, kalium, mangan, fluor, zat besi, dan iodium, yang tentunya sangat bermanfaat bagi tubuh kita.
Nanas 
Tidak berbeda jauh dengan kandungan vitamin C yang ada dalam buah stroberi,buah nanas juga terkenal dengan kandungan bromelain yang ada di dalamnya. Bromelain merupakan enzim pencernaan yang membantu memecah protein dalam makanan dan mengurangi kembung, serta juga dapat bertindak sebagai antiperadangan. Buah nanas juga mengandung vitamin B kompleks dan vitamin A..
Mangga
Kandungan vitamin C dalam buah mangga adalah sebesar 29 mg. Selain sebagai sumber vitamin C, mangga juga sebagai sumber vitamin A, vitamin B6, vitamin C, vitamin E, kalium, dan tembaga.  
Cara pengapilkasian Vitamin C
Untuk pakan induk lele dapat kita  berikan pakan pelet yang umum dijual di pasaran. Kandungan protein pelet tersebutharus lebih dari 40%. Penambahan vitamin C dan probiotik juga perlu diberikan secara rutin dan berkala untuk tetap menjaga kesehatan metabolisme tubuh lele. Altenatif pakan indukan lele meliputi: daging ayam, ikan rucah, sosis/produk olahan pakan, maggot, jangkrik, keong mas, dan cacing sutera. Pakan alternatif ini dapat dises uaikan dengan kemampuan  atau menyesuaikan dengan keadaan kolam  yang ada. Pemberian pakan induk disesesuaikan kebuthan pakan harian yang telah dihitung berdasarkan hasil penimbangan sebelumnya. Pakan untuk induk biasanya 3-5% dari biomass .Tambahkan probiotik dan Vitamin C dengan komposisi  3-5 gram/kg pakan,. Pemberian pakan dilakukan 3-4 kali/hari.
Kelebihan pemberian pakan berlebih akan  menyebabkan air kolam menjadi bau dan kadar amonia meningkat sehingga berbahaya bagi indukan lele.
Demikian sekilas materi blog tentang upaya peningkatan kualitas benih ikan lele melalui penambahan vitamin c pada pakan induk. Semoga materi ini mampu meningkatkan produksi benih ikan lele dengan kualitas prima.
Sumber Pustaka :
http://dkp.jatimprov.go.id/index.php/2016/04/20/pembenihan-ikan-lele-di-kolam-terpal
http://www.proherbalplus.com/…/nutrisi-pematangan-gonad-ind…
http://kekerangan.blogspot.com/2008/12/formulasi-pakan-induk-ikan-air-tawar.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Pasta sebagai Pengganti Cacing Sutera untuk Benih Ikan Lele

PEMBESARAN IKAN NILA DI TAMBAK AIR PAYAU

MENGANTISIPASI DAMPAK AIR HUJAN BAGI BUDIDAYA IKAN LELE