PERSIAPAN MEDIA BUDIDAYA UNTUK PEMELIHARAAN BENIH IKAN LELE

1. Pendahuluan
      Fase larva adalah fase kritis dalam siklus hidup ikan, sehingga pemeliharaan larva merupakan fase yang paling sulit. Beberapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan larva memiliki tingkat kesulitan tinggi yaitu:Tubuh larva kecil dan belum sempurna sehingga bukaan mulut juga kecil, sehingga pemilihan pakan juga harus hati-hati. Larva membutuhkan pakan alami, sehingga menuntut penyediaan pakan alami.
      Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan sebagainya. .
Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa ikan lele bisa hidup di berbagai macam perairan, baik air keruh maupun jernih dan biasanya ada yang asal air kolam di bikin hijau atau coklat dengan berbagai resep. Sebenarnya ikan lele pada air bersih juga akan hidup baik, seperti ccontoh di sungai lele bisa hidup dengan baik. Sedikit pengetahuan tentang per siapan media untuk pemeliharaan larva/benih ikan lele antara lain:
2. Menyiapkan Peralatan dan Wadah Pemeliharaan Larva /benih ikan lele
       Persiapan peralatan dan wadah pemeliharaan dilakukan sebelum larva /benih  lele dipindahkan ke dalam wadah pemeliharaan. Persiapan ini bertujuan agar larva /benih  lele dapat hidup dengan layak, tidak terganggu oleh lingkungan yang tidak dikehendaki, tidak terganggu oleh bakteri atau kuman sehingga pertumbuhan larva akan cepat. Peralatan dan wadah perlu disanitasi dengan cara :
 terpal yang digunakan sudah tidak terkontaminasi dengan bahan kimia yang masih menempel di        lapisan luar terpal yang akan mempengaruh kelangsungan hidup ikan  lele. Jika terpal baru,      sebaiknya dilakukan perendaman dengan mempergunakan     batang pisang selama 1 minggu. Setelah itu kuras habis air kolam yang dipakai rendaman, baru diisi dengan air baru yang     lebih sehat dan masih penuh dengan oksigen.
   Mempergunakan Probiotik sangat dianjurkan karena probiotik membantu meningkatkan kualitas air dan menimbulkan plankton-plankton serta jasad renik yang sangat berguna untuk dijadikan pakan alami ikan lele disaat ikan lele masih     ukuran kecil (benih).
   Media dasar kolam atau lebih dikenal dengan Planter, dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu bahan planter ditebarkan     langsung di kolam dan yang dimasukkan ke karung goni berpori atau dapat juga dengankarung bawang berpori.
   Planter yang langsung ditebar, akan lebih cepat menimbulkan plankton, renik-renik, uget-uget, cacing darah, cacing     sutra, jentik nyamuk, kutu air serta binatang kecil lainnya. Hanya cara ini membuat kolam akan menjadi keruh kecoklatan bahkan kehitaman. Tidak indah dipandang mata.Planter yang dimasukkan ke karung, lebih lambat sedikit menimbulkan pakan alami karena terhalang penguraiannya dengan karung yang membungkusnya. Hanya cara ini membuat kolam masih indah     dipandang karena kolam terlihat masih jernih kehijauan tanda plankton sudah tumbuh dengan subur.
Bahan-bahan Planter mudah didapat di alam sekitar, yaitu :
a). kotoran hewan (kohe) sapi, kohe kelinci, kohe kambing, dan lain-lain,b). Batang pisang yang dicacah-cacah kecil,c). Jerami padi, dapat juga pakai sekam,d). Dedak Padi atau bekatul,e). Ikan rucah yang digiling atau dihancurkan,f). Limbah buah-buahan, seperti kulit pisang, kulita nanas, kulit papaya, dllg). Limbah sayur-mayur, seperti sayur sawi, atau sayuran lainnya.Komposisinya 1:1:1:1 untuk semua bahan.Maksimal ketinggian Media dasar kolam adalah 30% dari tinggi air kolam yang diinginkan. Misal tinggi air kolam adalah 1 meter, maka ketebalan planter cukup 30cm saja. Tidak semua bahan dicampurkan jika tidak ada namun yang paling mutlak diperlukan adalah kohe sapi atau kambing. Semua bahan-bahan Planter dimasukkan ke kolam dan dibusukkan sampai matang. Probiotik yang mengandung mikroba pengurai (decomposer) sangat baik membantu mempercepat pematangan media dasar ini.
   Pergunakan Probiotik sesuai anjuran yang ada dimasing-masing label, baik osis pemakaiannya maupun waktu aplikasinya. Biarkan Planter tersebut matang sampai tidak berbau lagi. Waktu pematangan yang baik antara 1 bulan sampai dengan 1,5     bulan.
   Saat pematangan media, air tidak perlu menggenang, cukup kondisi media basah-basah saja.Baru setelah 1 bulan – 1,5     bulan, naikkan tinggi air setinggi 30 cm, berikan lagi probiotik hingga 3 hari. Setelah itu air kolam akan berwarna     kehijauan.
   Kalau ingin lebih meyakinkan lagi kondisi air kolam kita sehat atau tidak, Kertas Lakmus atau Kertas Uji PH Air, dapat dipergunakan. Kertas Lakmus mudah didapat di toko-toko bahan labouratorium atau pharmasi obat-obatan. PH Air yang     standard buat ikan adalah antara 6 – 7.
   Baru langkah berikutnya adalah bibit ikan ditebarkan. Sesaat setelah ikan ditebar, perhatikan kondisi ikan…jika ikan     terlihat bergerak bebas dan gesit, itu pertanda baik bahwa media dasar kolam tidak bermasalah. Hanya jika ikan terlihat     menggantung dipermukaan kolam, ada yang tidak pas dengan planter kolam, ikan segera diselamatkan dengan cara dipindah kolam. Sedangkan media perlu diciptakan agar kualitas air memenuhi persyaratan hidup larva ikan mas tersebut, meliputi     : Suhu 27 – 30 °C; pH 6,8 – 7,8; kelarutan oksigen 6 – 8 ppm.
3. Peralatan yang sering di gunakan
   Wadah yang sering digunakan adalah bak semen, fiber glas atau kadang-kadang kolam penetasan merupakan bagian dari kolam    pendederan. Sedangkan peralatan yang sering dipergunakan adalah ember, scoop net (serok larva), selang sipon, sikat,dll.
4. Menebar Larva /benih 
   Setelah larva ikan menetas semua kakaban perlu diangkat untuk dibersihkan dan dikeringkan. Penebaran larva perlu    dilakukan de ngan sangat hati-hati, setelah 3 hari biasanya kuning telur sebagai cadangan makanan telah habis, sehingga    pada saat itu membutuhkan tambahan pakan dari luar, dan larva sudah mulai makan pakan tambahan itu. 
5. Memelihara Kualitas Air
   Agar diperoleh kualitas air sebagai media hidup larva/benih ikan tetap stabil maka air media selalu disipon dan diganti    air . Sipon hanya diperkenankan paling banyak 1/3 dari volume air, kemudian diganti dengan air yang baik sebanyak volume yang hilang disipon. Kotoran larva , sisa pakan harus segera dibersihkan dengan cara disipon. Kotoran tersebut    berpotensi untuk menurunkan kualitas air media. Kemampuan larva /benih ikan untuk adaptasi terhadap lingkungan air yang baru sangat terbatas. Jaga aerasi tetap ada dengan dipasang aerator. Aersi secukupnya, tidak boleh besar-besar./be
6. Memberi Pakan Larva ih ikan 
   Larva /benih ikan lele harus diberi pakan. Sebab pada wadah dan media yang terbatas terkondisi, maka pakan alami secara    alamiah tidak tersedia. Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Jenis pakan yang diberikan berupa    emulsi kuning telur, pakan buatan berupa tepung dan pakan alami. Pakan buatan berupa tepung dapat diperolah pada penjual    pakan ikan. Sedangkan pakan alami banyak macamnya, yaitu rotifera, daphnia, moina dan cacing sutera. Dari  jenis pakan    larva tersebut yang paling baik adalah pakan alami dikarenakan pakan alami berupa organisme renik yang hidup sehingga    apabila pakan larva  tidak habis maka organisme tersebut tetap masih hidup hingga tidak mencemari air media. Hal ini    sangat berbeda dengan pakan tidak hidup yaitu apabila pakan tersisa maka sisa pakan tersebut akan mencemari lingkungan    media larva. Pemberian pakan diusahakan seefisien mungkin, pakan dimakan semua hingga tidak sisa.
7. Memanen Larva /benih ikan lele
   Setelah larva berumur 10-15 hari Larva/benih ikan lele dipanen dengan cara mengurangi air media pemeliharaan secara    pelan-pelan. Persis di depan lubang pengeluaran dipasang scoop net bersama ember. Setelah air surut hingga secukupnya    maka larva ditangkap dengan menggunakan scoop net secara pelan-pelan. Usahakan larva tidak lecet atau luka. Larva tersebut ditampung pada ember untuk dilepaskan pada kolam pendederan yang telah disiapkan sebelumnya. Selanjutnya benih dipelihara di kolam pendederan lebih lanjut sampai menjadi benih berukuran 5-7 cm sehingga telah layak untuk    dipindahkan ke kolam pembesaran.
    Demikian sekilas teknis persiapan media untuk pemeliharaan larva /benih ikan lele guna meningkatkan survival rate yang lebih tinggi . Semoga materi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembenih ikan lele. Salam sukse buat pembenih and salam kumishhh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Pasta sebagai Pengganti Cacing Sutera untuk Benih Ikan Lele

MENGANTISIPASI DAMPAK AIR HUJAN BAGI BUDIDAYA IKAN LELE