Penumbuhan dan Fungsi Plankton dalam Usaha Budidaya Vanamei di Tambak Air Payau
Penumbuhan dan Fungsi Plankton dalam Usaha
Budidaya Vanamei di Tambak Air Payau
Udang vannamei merupakan salah satu jenis udang introduksi yang diminati oleh petambak budidaya saat ini, karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhan cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), sintasan selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakannya rendah (FCR 1:1,3).
Udang vannamei umumnya dibudidayakan secara intensif dan semi intensif. Pada salah satu sumber dituliskan dalam hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional. Ukuran panen yang dihasilkan lebih besar sehingga harga perkilo gramnya menjadi lebih mahal.
Dalam budidaya udang tidak terlepas dari plankton. Mulai dari udang masih nauply hingga udang besar terus berhubungan dengan plankton. Sewaktu udang masih naupli hingga post larvae di hatchery, kebutuhan makan udang lebih banyak berasal dari plankton. Sedangkan udang setelah ditebar dikolam selain menjadi sumber makanan sewak tu udang masih kecil juga merupakan sumber penghasil oksigen terbesar yang dibutuhkan udang.
Dalam upaya menumbuhkan plankton di tambak agak berbeda dengan menumbuhkan pakan alami lainnya (klekap, lumut). Kedalaman air, jumlah dan komposisi pupuk yang digunakan merupakan persyaratan dan harus dipenuhi guna mencapai keberhasilan dalam menumbuhkan pakan plankton. Plankton menghendaki air yang cukup dalam, pupuk yang digunakan harus merupakan kombinasi antara pupuk Nitrogen (N) dan fospor (P). Menurut beberapa peneliti, pemberian pupuk nitrogen dan fospor dengan perbandingan 3 : 1 akan menumbuhkan banyak jenis alga diatomae, sedangkan perbandingan antara 1 : 1 lebih cocok untuk pertumbuhan fitoflagellata.
Dalam suatu kajian bahwa udang akan tumbuh baik pada perairan tambak yang populasi diatomaenya lebih besar dan sebaliknya pada tambak yang banyak ditumbuhi dengan fitoflagellata pertumbuhan udangnya akan kurang baik. Seperti pada metoda klekap dan lumut, pada metoda plankton ini pun terdapat perlakuan pengeringan, pemupukan dan perendaman, di samping itu dilakukan juga pemberantasan hama dengan saponin. Dimana sisa atau ampasnya juga dapat menambah tingkat kesediaan bahan organik di tambak.
Pengeringan dapat dilakukan selama 3 -5 hari, kemudian air pasang yang baru atau air dari tandon dimasukkan ke petakan sampai ketinggian air 50 cm. Akan lebih baik lagi apabila kedalaman air bisa mencapai 70-100 cm. Untuk tahap permulaan, sebaiknya menggunakan takaran pupuk urea dan TSP yaitu 2 kg dan 1 kg/ meter3 air. Kedua pupuk tersebut diaduk merata kemudian diletakan di atas meja yang dirancang terendam air 15 -20 cm di bawah pennukaan air. Meja ini terbuat dari papan yang diberi tiang bambu. Pada tambak seluas 1 ha, cukup disediakan sebuah meja dengan ukuran 0, 85 x 0, 85 m. Meja dipasang di pinggiran tambak pada arah datangnya angin. Pupuk akan larut perlahan-lahan dan tersebar ke seluruh tambak melalui gerakan air.
Untuk mengetahui apakah jumlah plankton sudah cukup atau belum, dapat dilakukan uji kecerahan air, setelah pemupukan kita amati pertumbuhan fitoplankton nabati yang menyebabkan air menjadi berwarna hijau, dengan menggunakan secchi disk. Apabila lempeng secchi disk dimasukkan ke dalam air dan sudah tidak terlihat pada kedalaman 30 cm, ini menunjukkan pertumbuhan plankton yang cukup. Apabila secchi disk sudah tidak nampak pada kepadatannya perlu dikurangi dengan membuang sebagian air dan memasukkan air baru. Takaran pemupukannya perlu dikurangi. Apabila angka pada secchi disk menunjukkan 35 cm, berarti takaran pupuknya kurang dan pemupukan berikutnya perlu ditambahkan. Pada pemeliharaan, baik intensif maupun semi intensif, pengelolaan kualitas air salah satunya dengan cara pemupukan, pemupukan adalah hal penting dalam menciptakan air media yang cocok bagi kehidupan udang. Ini diperlukan ketelitian dan keterampilan dari petani pelaksananya.
Pada periode budidaya selama bulan pertama biasanya kondisi plankton masih muda dan belum terlalu padat jumlah sel per liter-nya. Pada bulan pertama udang masih kecil dan menjadikan plankton sebagai makanan tambahan udang. Dalam hal kompetisi menggunakan oksigen belum menjadi hal yang kritis karena udang masih kecil sehingga volume oksigen yang digunakan udang juga lebih sedikit. Satu hal lagi inputan organik pada bulan pertama yang berasal dari pakan dan bahan tersebut merupakan bahan untuk perkembangan plankton belumlah terlalu banyak.
Pada bulan kedua, dan seterusnya, udang tumbuh menjadi besar dan secara keseluruhan biomass udang semakin bertambah banyak. Seiring dengan bertambah besarnya udang, kebutuhan makanan juga meningkat agar udang terus tumbuh. Hal ini berarti inputan bahan organik yang masuk ke tambak menjadi bertambah. Seperti yang disampaikan diatas bahwa bahan organik yang masuk ke tambak akan menjadi limbah baik yang berasal dari pakan maupun fermentasi akan dimanfaatkan oleh bakteri dan plankton. Sehingga plankton dapat berkembang lebih banyak dan sel per milliliter akan lebih padat.
Berdasarkan Warna Air Tambak
Selain penggunaan peralatan uji kualitas, untuk mengetahui kualitas perairan tambak dapat dilihat dari warna air dan penyebabnya Berikut berbagai warna air tambak untuk mengetahui dominasi jenis plankton yang tumbuh dan kemanfaatanya bagi pertumbuhan udang adalah :
Warna Air Tambak Hijau Tua
Air tambak berwarna hijau tua penyebabnya adalah plankton hijau jenis Chlorophyta. Plankton Chlorophyta stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. Perlu diwaspadai oleh pembudidaya terjadinya booming plankton Chlorophyta, karena tingkat pertumbuhan dan perkembangan plankton ini relatif cepat.
Warna Air Tambak Kecoklatan
Warna air tambak seperti hijau kecoklatan menunjukkan dominasi plankton diatomae. Jenis plankton diatomae merupakan jenis plankton yang baik buat tambak. Jenis plankton ini merupakan penyuplai pakan alami bagi udang, seh tingkat pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Dalam kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, berkurang tingkat kestabilan Diatomae, sehingga berpotensi terjadinya plankton collaps.
Namun tidak semua warna air mengindikasikan adanya palnkton yang menguntungkan bagi populasi udang yang kita usahakan. Warna air tambak seperti hijau kecoklatan, kekuning-kuningan, biru kehijauan, coklat tua dan merah kecoklatan patut kita waspadai karena :
Warna Air Tambak Hijau Kecoklatan
Tambak yang warna airnya hijau kecoklatan menunjukkan dominasi perpaduan plankton chlorophyceae dan diatomae
Warna Air Tambak Kekuningan
Warna air kekuningan disebabkan oleh plankton jenis flagellata kuning keemasan yang harus dikontrol populasinya di dalam tambak. Populasi maksimal flagellata kuning di tambak maksimal adalah <5%. Jika kondisi perairan tambak kekuningan akan menyebabkan udang berwarna lebih pucat dari biasanya, disertai dengan penurunan nafsu makan udang. Apabila tidak segera diantisipasi akan menimbulkan kerusakan hepatopanchreas udang. Dalam kondisi air tambak berwarna kekuningan, pergantian air sangat dianjurkan dan harus diimbangi dengan penambahan jumlah kincir angin.
Warna Air Tambak Biru Kehijauan
Warna air tambak biru kehijauan menandakan air didominasi plankton jenis Cyanophyceae, dapat menyebabkan pertumbuhan lambat pada udang.
Warna Air Tambak Coklat Tua
Kondisi ini karena tambak yang telah banyak mengandung plankton dinoflagellata. Masalah kesehatan udang seperti insang hitam dan bengkak akan timbul karena air yang berwarna coklat tua.
Warna Air Tambak Merah Kecoklatan
Air tambak berwarna merah kecoklatan biasanya karena populasi dinoflagellata jenis Pyrrophyta berlebihan sehingga kadar oksigen air menurun terutama saat malam dan dini hari. Kondisi air tambak berwarna merah bisa berakibat fatal kematian massal udang.
Populasi plankton yang sangat melimpah bukan berarti pertumbuhan udang akan bagus hal ini dikarenakan kemampuan udang dalam mengkonsumsi plankton juga terbatas. Bila plankton tidak habis dikonsumsi oleh udang , maka dalam waktu singkat plankton akan mati dan menjadi limbah organik. Penyumbang bahan organik pada perairan tambak bukan semata mata berasal dari sisa pakan, molting, atau pun kotoran udang, melainkan dari plankton. Selain sebagai penyumbang bahan organik, plankton juga merupakan kompetitor udang dalam memanfaatkan mineral pada media budidaya.
Keberadaan plankton merupakan suatu rantai makanan pada media budidaya, yakni sebagai makanan tambahan bagi udang pada saat blind feeding. Pada masa tersebut kehadiran plankton masih dirasakan manfaatnya. Akan tetapi setelah masa blind feeding kita menginginkan udang makan pakan (pelet) bukan pakan alami karena kita menginginkan udang yang pertumbuhannya relatif cepat. Namun di lain sisi, plankton juga memiliki manfaat fisik pada media air. Adanya plankton membantu mengurangi kecerahan air. Air media yang tidak terlalu cerah dipercaya dapat mebuat udang menjadi nyaman dan nafsu makannya menjadi tinggi. Kecerahan air 15 - 20 cm dimana nafsu makan udang masih tinggi.
Pembatasan tumbuh kembang plankton tersebut akan menyebabkan perubahan pH sangat kecil. “Dengan adanya plankton kita dapat mengontrol range nilai pH yg rapat antara pagi dan sore hari.. Fluktuasi pH yang rendah ini dapat menekan tingkat stress pada udang akibat perubahan lingkungan.
Demikian sekilas tentang penumbuhan dan fungsi plankton dalam usaha budidaya udang vanamei di tambak air payau. Semoga materi ini mampu memberikan manfaat bagi pembudidaya udang. Terimakasih atas kunjungan anda pada blog saya, selamat dan sukses selalu dalam budidaya udang.
Sumber pustaka;1) http://www.trobos.com/detail-berita/2017/05/15/44/8859/kontrol-plankton-
tambak-dengan-biokoloid
2) http://valentalustco.blogspot.com/2008/11/blooming-plankton-dalam-
budidaya-udang.html
Komentar
Posting Komentar