PENGGUNAAN PAKAN BUATAN SENDIRI DALAM UPAYA PENGHEMATAN BIAYA PADA BUDIDAYA IKAN NILA DI TAMBAK AIR PAYAU.
Pakan buatan harus
mempunyai formula yang lengkap dan memiliki kandungan bahan-bahan yang mampu meningkatkan
pertumbuhan dan mempertahankan tingkat kehidupan sehingga produktifitas dan
keuntungan menjadi meningkat. Hal ini
dapat tercpai apabila pakan buatan yang dibuat dilakukan secara cermat tentang
kandungan nilai gizi dari bahan-bahan penyusunnya.
Kendala teknis yang
dihadapi pembudidaya adalah kesuburan tambak yang menurun. Klekap dan lumut
sebagai pakan alami, tumbuh baik hanya pada awal-awal pemeliharaan, selanjutnya
cenderung menurun selama pemeliharaan. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan ikan
nila kurang maksimal bahkan dapat dibilang tidak mau tumbuh. Penerapan
teknologi semi intensif maupun intensif merupakan upaya paling tepat dalam mengatasi
permasalahan tersebut. Pada teknologi tersebut pemberian pakan buatan merupakan
keharusan apabila kita mau berhasil dalam usaha. Pemberian pakan umumnya
dilakukan dua atau tiga kali dalam sehari dengan jumlah ± 5 % total biomas.
Pengenalan cara pembuatan
pakan buatan bertujuan diperolehnya pakan murah berbasis bahan baku lokal,
sehingga mampu menekan biaya operasional dan pembudidaya memperoleh pendapatan
yang layak dari usahanya.
PEMILIHAN BAHAN BAKU
Dalam membuat pakan buatan
untuk ikan, hal pertama yang harus dipertimbangkan ádalah persyaratan bahan
baku pakan yaitu :
1. Bahan baku tidak mengandung racun. Bahan baku yang beracun dapat menghambat
pertumbuhan dan strtess yang dapat menyebabkan kematian ikan secara masal.
2.
Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia.
3.
Bahan baku harus tersedia secara kontinyu, guna keberlanjutan usaha.
4. Harga bahan baku relatif murahl. Murah dan mahalnya bahan baku harus
dinilai dari manfaat bahan baku tersebut. Contoh tepung ikan harganya memang
mahal, tetapi nilai kegunaannya terutama kandungan proteinnya yang tinggi dan
kelengkapan asam aminonya maka menjadi murah.
5. Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting, biar murah, dan
tersedia cukup tetapi bila kandungan gizinya rendah maka bahan baku seperti ini tidak layak
digunakan.
6. Pakan buatan, merupakan pakan berbentuk
pelet, fleke dan crumble, pakan ini dalam kondisi kering sehingga daya tahannya
lebih 4 bulan, kandungan gizinya lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan sifatnya maka
bahan baku pakan terdiri atas 2 macam,
yaitu bahan baku nabati dan hewani.
Sekitar 70-75 % bahan baku nabati merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15
– 25% limbah industri makanan dan selebihnya berupa hijauan. Bahan pakan nabati
sebagian merupakan sumber energi yang baik, dan sumber vitamin yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan ikan.
Bahan Baku Nabati.
a.
Jagung Kuning.
Selain jagung kuning, ada jagung warna putih dan
jagung merah. Ke tiga warna tersebut
yang banyak tersedia umumnya jagung kuning. Jagung ini merupakan bahan baku
pakan ternak dan ikan, bahan baku jenis ini digunakan sebagai bahan baku pakan
sumber energi, karena kadar proteinnya rendah ( 8.9%) bahkan desifisiensi
terhadap asam amino penting terutama lysine dan triptofan. Jagung sebagai
sumber energi dengan kandungan serat kasar yang rendah dan sumber Xantophyll,
dan asam lemak yang baik.
b.
Dedak halus.
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan
tidak dikonsumsi manusia sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Kandungan
serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kering,
merupakan faktor pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan.
Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi
kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya.
Kandungan Nutrisi Dedak
No
|
Jenis dan Kuantitas Nutrisi
|
Kandungan (%)
|
|
Bahan kering
|
91,0
|
|
Protein kasar
|
13,5
|
|
Lemak kasar
|
0,6%
|
|
Serat kasar
|
13,0
|
|
Energi metabolis
|
1890 kal/kg
|
|
Calsium
|
0,1
|
|
Total Fosfor
|
17
|
|
Asam Pantotenat
|
22,0 mg/kg
|
|
Riboflavin
|
3,0 mg/kg
|
|
Tiamin
|
22,8 mg/kg
|
c.
Bungkil kedelai.
Kacang kedelai mentah mengandung penghambat typsin,
dan dapat lepas melalui pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang
kedelai merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai. Yang menjadi
factor pembatas pada penggunaan kedelai adalah asam amino metionin
No
|
Jenis dan Kuantitas Nutrisi
|
Kandungan (%)
|
|
Protein kasar
|
48
|
|
Lemak kasar
|
0.51
|
|
Serat kasar
|
0.41
|
|
Energi metabolis
|
2290 Kkal/kg
|
|
Calsium
|
0.41
|
|
Total Fosfor
|
0.67
|
d. Bungkil Kacang Tanah
Merupakan limbah dari
pengolahan minyak kacang tanah atau loan lanilla. Koalitas bungkil kacang tanah
ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping
itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan koalitas
bungkil ini, selain dari kualitas kacang tanah, pengolahan dan varietas kacang
Sangay berpengaruh terhadap kandungan nutrisi. Kadar metionin,
triptopan,treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh Namur
beracun (Aspergillus flavus )
Kandungan Nutrisi Bungkil
Kacdang Tanah
No
|
Jenis dan Kuantitas Nutrisi
|
Kandungan (%)
|
|
Bahan kering
|
91,5
|
|
Protein kasar
|
47,0
|
|
Lemak kasar
|
12,0%
|
|
Serat kasar
|
13,1
|
|
Energi metabolis
|
2200 kal/kg
|
e. Minyak Nabati.
Pengunaan minyak
diperlukan pada pembuatan pakan ikan, terutama yang membutuhkan energi tinggi,
yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabatai yang dipergunakan
hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak.
Penggunaan minyak nabati biasanya berasal dari kelapa atau sawit berkisar
antara 2- 6 %
f. Hijauan.
Sebagai bahan campuran
pakan, kembali, karena ternyata sampai jumlah tertentu hijauan dengan protein
tinggi dapat mensubstitusi tepunbg ikan. Hijauan yang dimaksdu antara lain
azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih
dahulu, yaitu dikeringkan tetapi tidak sampai merusak warna, selanjutnya
ditepungkan. Selain ketiga jenis daun tersebut beberapa jenis hijauan yang lain
seperti ; daun singkong, kacang, eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan
campuran pakan.
a. Tepung ikan.
Tepung ikan, berasal dari ikan rucah, atau buangan yang tidak dikonsumsi
oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan
nutrisinya Sangay beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60-70%. Tepung
ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak
terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya
Sangay tinggi, karena beberapa keunggulan inilah maka tepung ikan menjadi mal.
Kandungan Nutrisi Tepung
ikan.
No
|
Jenis dan Kuantitas Nutrisi
|
Kandungan (%)
|
|
Protein kasar
|
60 – 70
|
|
Serat kasar
|
1,0
|
|
Calsium
|
5,0
|
|
Fosfor
|
3,0
|
b.Tepung Darah.
Merupakan limbah dari
rumah potong hewan, yang yang banyak dipergunakan oleh pabrik pakan, karena
protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas religi. BAik buruknya
koalitas tepung darah ini Sangat tergantung pada penanganan dalam penampungan
jangan sampai tercampur dengan kotoran
Kandungan Nutrisi tepung
darah.
No
|
Jenis dan Kuantitas Nutrisi
|
Kandungan (%)
|
|
Protein kasar
|
80
|
|
Serat kasar
|
1,6
|
|
Calsium
|
1,6
|
Kelemahan dari tepung darah adalah miskin isoleusin, rendah kalsium dan
fosfor pemakaian maksimum 5%.
c.Tepung Keong mas
Keong mas, merupakan bahan
baku local yang digunakan sebagai bahan alternatif dalam mensubstitusi tepung
ikan. Kandungan tepung ikan dan tepung keong mas seperti table berikut.
Kandungan Nutrisi tepung
Keong Mas
No
|
Jenis dan Kuantitas Nutrisi
|
Kandungan (%)
|
|
Kadar air
|
11,05
|
|
Protein kasar
|
60,9
|
|
Lemak kasar
|
14,62
|
|
Abu
|
15,3
|
|
Karbohidrat
|
0,68
|
Daging keong mas mempunyai kandungan protein sekitar 60,9 %. Kadar ini
setara atau hampir sebanding dengan kadar protein yang dimiliki tepung ikan
yaitu sekitar 65,65 %. Dari segi kandungan asam amino, tepung keong mas
memiliki kandungan asam amino yang tinggi sehingga tepung keong mas dapat
dijadikan makanan dengan kualitas yang baik dan mampu manggantikan tepung ikan.
d. Protein sel tunggal (Algae)
Sebagai sumber protein, sel tunggal dapat dijadikan sebagai alternatif
sumber protein pengganti tepung ikan dalam formula pakan ikan. Kandungan
proteinnya sangat beragam mulai dari 30 – 80%
PENGHITUNGAN FORMULASI PAKAN.
Energi yang hilang dari tubuh ikan sebagai faeses, urine, ekskresi insang
dan panas. Energi yang hilang sebgai panas sulit untuk diukur.yakni :
1.
Metabolisme standar, yaitu energi yang digunakan ikan pada kondisi tidak
bergerak
pada air yang tenang.
2. Aktifitas fisik sukarela, yaitu enrgi yang digunakan ikan untuk mencari
makan, mempertahankan posisi dll.
3.
Energi yang dikeluarkan berkenaan dengan aktifitas system pencernaan.
Pengetahuan Gizi.
Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk
hidupnya yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan
untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan adalah protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral dan air.
a. Protein
Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk pertumbuhan maupun
untuk menghasilkan tenaga. Protein nabati (asal dari tumbuhan), lebih sulit
dicernakan dari pada protein hewani (asal dari hewan), hal ini disebabkan
karena protein nabati terbungkus dalam dinding selulosa yang memang sukar
dicerna.
Pada umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada ternak di darat
(unggas, dan mamalia). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada
kebutuhan protein. Ikan carnívora membutuhkan protein lebih banyak daripada
ikan herbivora, sedangkan ikan omnivora berada diantara keduanya. Pada umumnya
ikan membutuhkan protein sekitar 20 – 60%, dan optimum 30 -36%,.
b. Lemak.
Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensialnya yaitu
asam lemak tak jenuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain asam
oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Asam lemak esesial ini banyak terdapat
di tepung kepala udang, cumi-cumi dll. Kandungan lemak angat dipengaruhi oleh
factor usuran ikan, kondisi lingkungan dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan
ikan akan lemak bervariasi antara 4 – 18%.
c. Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku
nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 – 50%.
Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya
untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilase) ikan karnivora biasanya
membutuhkan karbohidrat sekitar 12 % sedangkan untuk omnivore kadar
karbohidratnya dapat mencapai 50%.
d. Vitamin.
Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan hilang,
kecepatan tumbuh bekurang, warna abnormal, keseimbangan hilang, gelisah, mudah
terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna, pembentukqn lendir
terganggu dll. Kebutuhan akan vitamin Sangay dipengaruhi usuran ikan, umur,
kondisi lingkungan dan suhu air.
e. Mineral
Mineral adalah bahan an organik yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan
jaringan tubuh, proses metabolisme dan mempertahankan keseimbangan osmosis. Mineral
yang penting untuk pembentukan tulang dan sisik adalah kalsium, fosfor,
fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium, kalium, klor, boron,
aluminium, seng, arsen dll. Makanan alami biasanya telah cukup mengandung
mineral, bahkan beberapa dapat diserap langsung dari dalam air. Namur pada
umunya, mineral-mineral itu didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, beberapa
macam mineral yang penting perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan.
Selain kandungan gizi, beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan buatan
dalam jumlah relatif kecil/ sedikit saja, diantaranyameliputi : antioksidan,
perekat dan aromatik. Sebagai antioksidan atau zat anti tengik dapat
ditambahkan fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA dengan penggunaan
150 -200 ppm. Bahan- bahan yang dapat berfungsi sebagai perekat seperti gelatin, kanji, tepung tapioka, dengan
pemakaian maksimal 10% bahan perekat ini menjadi penting pada pembuatan pakan. Pakan
harus mempunyai ketahanan tinggi, agar
tidak cepat hancur dalam air. Sebagai pelezat/aroma, pada umumnya diberi garam
dapur sebanyak 2%.. Untuk pakan ikan bandeng bahan perekat diberikan sekitar
5%.
PEMBUATAN PAKAN
Teknologi pembuatan pakan mengalami perubahan yang substansial dalam
beberapa tahun terakhir. Selanjutnya pencampuran bebarapa bahan pakan
menggunakan tangan, kemudian pencampuran mekanis. Namun konsep dasar
pencampuran tidak lepas dari pertimbangan “nutrisi yang berimbang”.
Proses pembuatan pakan secara berturut-turut adalah sebagai berikut :
• Penurunan ukuran partikel (penepungan)
• Pencampuran awal (pre mixing)
• Pelleting
• Pengemasan.
• Penyimpanan
Penurunan ukuran partikel
dilakukan menggunakan mesin penepung, mesin penepung ini dilengkapi dengan
saringan sesuai ukuran partikel yang dikehendaki, biasanya ukuran saringan 2,5
, 5 dan 8 mm.
Dalam proses pembuatan
pakan ikan terdapat 2 proses pencampuran, yaitu pencampuran bahan-bahan yang
berjumlah kecil dan pencampuran, semua
komponen pakan. Bahan-bahan yang berjumlah kecil antara lain; vitamin dan
mineral-mineral yang esensial tapi diperlukan dalam jumlah sedikit, sehingga
diperlukan bahan pengisi yang berat jenisnya mendekati bahan-bahan mikro tadi.
Dalam materi ini disajikan
formula pembuatan untuk ikan nila konsumsi dengan bahan-bahan sebagaimana berikut;
Tepung ikan : 36,2%
Minyak tumbuh- tumbuhan :
0,5%
Tepung kedelai : 17,7%
Minyak
ikan
: 0,5%
Tepung jagung :
20,4%
Minyak ikan : 0,5%
Tepung bungkil kelapa : 11,8%
Tepung kanji : 3,2%
Dedak/bekatul :
7,5%
Vitamin-mineral mix : 2,2%
Pencampuran bahan dengan
mesin sederhana dapat digunakan mixer ,, bahan diaduk sampai merata agar pelet
yang dihasilkan memiliki kualitas yang sama pada setiap butirnya. Setelah tercampur
menjadi adonan siap dicetak menjadi pellet
Pencetakan pelet
menggunakan peralatan sederhana , sebagai contoh mesin pelet buatan lokal,
mesin giling daging. Besar kecilnya ukuran pelet sangat tergantung ukuran
lubang cetakan, pada umumnya 1.5 , 2 dan 3 mm.
Pada peralatan sederhana
ini semua bahan yang telah dicampur secara merata, selanjutnya ditambahkan air
antara 25 – 30% atau bila bahan campuran bila dikepal membentuk gumpalan
tidak lekas hancur, selanjutnya bahan dicetak menjadi pelet.
Proses pengemasan pakan
meliputi penimbangan, pengemasan, perekatan, pengkodean dan penjahitan. Setelah
dikeringkan pakan harus segera disimpan agar tidak mengalami kerusakan/
penurunan mutu. Disimpaan dalam karung yang diberi lapisan plastik pada bagian
dalam karung
Demikian sekilas tentang materi
penggunaan pakan buatan sendiri dalam upaya penghematan biaya pada budidaya
ikan nila di tambak air payau. Semoga materi ini mampu memberikan manfaat bagi
pembudidaya ikan nila. Terimakasih atas kunjungan anda pada blog saya ini,
selamat dan sukses selalu
dalam budidaya ikan nila di tambak.
Sumber Pustaka :
1) http://mintainformasi.blogspot.com/2016/09/membuat-pakan-buatan-udang/ikan
2)http://unlimited4sedoyo.wordpress.com/2011/02/25/ikan-bandeng-chanos-
chanos
3)Sahwan M. F., 1999. PAKAN
IKAN DAN UDANG (Formulasi, Pembuatan, Analisis Ekonomi).
Penebar Swadaya, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar