PEMBENIHAN IKAN LELE SECARA SEMI INTENSIF


Pendahuluan
Pemijahan ikan lele semi intensif yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam Pembenihan lele semiintensif memiliki beberapa keuntungan antara lain, pembenih dapat memperkirakan jumlah telur yang dihasilkan;  waktu atau saat telur ikan akan menetas; pemijahan dapat dilakukan diluar musim memijah, artinya dengan memiliki peluang untuk melakukan pemijahan sewaktu-waktu. Kegiatan utama pembenihan lele semi intensif ini difokuskan pada manipulasi teknik pemijahan. Dengan demikian, pembenih dapat memenuhi permintaan pasar setiap saat. Manipulasi tersebut dilakukan dengan cara memberikan perangsang pada induk ikan lele jantan dan betina melalui penyuntikan hormon ovaprim. 
Pemeliharaan Induk
      Pemeliharaan induk ikan lele dilakukan secara terpisah antara jantan dan betina. Pemisahan induk bertujuan untuk memudahkan pengontrolan, pengelolaan, dan yang paling utama adalah menghindari terjadinya pemijahan liar atau pijah maling.. Dengan demikian, tingkat kematangan kelamin induk ikan lele sudah bisa dipastikan benar-benar siap untuk memijah.
Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan induk ikan lele bisa berupa kolam tanah, tembok, atau tanah dengan dinding tembok. Ukuran dan bentuk kolam pemeliharaan induk disesuaikan dengan ukuran dan bentuk lahan. Hal yang perlu dipertimbangkan saat pembuatan kolam pemeliharaan induk ini adalah biaya pembuatan, teknis pemeliharaan dan penanganannya. Sehingga ukuran dan bentuk kolam harus disesuaikan dengan teknis pemeliharaan yang paling mudah dengan biaya yang paling murah.
        Kepadatan penebaran induk ikan lele di kolam pemeliharaan ini antara 4-5 kg/ m². Ketinggian air kolam diatur hingga ketinggian stabil 60-75 cm. Untuk menjaga kualitas air, sebaiknya gunakan air bersih dan tidak tercemar oleh limbah rumah tangga maupun limbah lain. Usahakan agar debit air yang masuk cukup stabil yaitu 20 liter/menit sehingga supplay oksigen terlarut dalam air tetap optimal.
Agar diperoleh kematangan induk yang memadai, setiap hari induk diberi pakan bergizi. Jenis pakan yang diberikan berupa pakan buatan berupa pelet sebanyak 3-5% per hari dari bobot induk yang dipelihara. Pakan diberikan dua sampai tiga kali sehari pada pagi, sore, dan malam hari.
Pemilihan Induk
       Pemilihan atau seleksi induk ikan lele perlu dilakukan untuk memastikan bahwa induk benar-benar telah siap untuk dipijahkan. Tidak semua induk yang kita pelihara memiliki pertumbuhan yang seragam, sehingga akan menghasilkan keragaman tingkat kesiapan induk yang akan  dipijahkan.
Persyaratan induk lele dengan teknik pemijahan secara semiintensif adalah :Induk ikan lele baik jantan maupun betina telah mencapai umur 12 bulan. Saat melakukan seleksi induk ikan lele, penangkapan harus dilakukan dengan hati-hati. Cara penangkapan induk dilakukan  dengan menyurutkan air kolam, hingga induk lele tersebut berkumpul di kemalir atau kobakan. Kemudian induk ikan lele ditangkap menggunakan seser dan dimasukkan ke dalam ember atau wadah yang telah dipersiapkan. 
Ciri-ciri induk ikan lele betina yang telah siap untuk dipijahkan sebagai berikut.
1. Bagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika diraba terasa lembek. 
2. Lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak agak membesar. 
3. Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir telur berwarna       kekuning-kuningan dan ukurannya relatif besar. 
4. Pergerakannya lamban dan jinak. 
Ciri-ciri induk ikan lele jantan yang telah siap untuk dipijahkan sebagai berikut.
1.Alat kelamin tampak jelas dan lebih runcing. 
2.Warna tubuh agak kemerah-merahan. 
3.Tubuh ramping dan gerakannya lincah.
Prosedur Kerja
Meskipun keberhasilan pemijahan ditentukan oleh keberhasilan proses pematangan akhir gonad yang sejalan dengan penambahan hormonal, namun teknik penyuntikan sendiri bukanlah merupakan suatu penentu keberhasilan tersebut. Persyaratan agar penyuntikan dengan hormon dapat efektif maka induk ikan lele harus sudah mengandung telur yang siap untuk memijah (matang telur). Apabila kondisi induk tidak matang gonad, tentu injeksi hormon yang dilakukan tidak akan efektif (tidak berhasil).

Menyuntik Induk Lele Dengan Hormon Ovaprim
Urutan pekerjaan pemijahan induk lele secara semi intensif dengan hormon buatan adalah :
 Siapkan alat suntik dan hormon Ovaprim untuk disuntikkan. 
 Gunakan injeksi spuit yang sudah dibersihkan dengan air panas atau gunakan injeksi yang baru.
 Timbang induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis Ovaprim.
      Induk yang beratnya ± 1 kg, dosis hormon Ovaprim 0,3-0,5 ml. Bila beratnya 0,5 kg maka dosis yang diperlukan setengah nya, yakni 0,15 – 0,25 ml (sesuai petunjuk pada wadah hormon tersebut).
 Sedot dengan alat injeksi spuit sebanyak hormon yang diperlukan, misalnya 0,5 ml. Usahakan posisi botol dan injeksi spuit tegak lurus, botol berada di atas. Setelah itu, sedot lagi dengan injeksi spuit yang sama akuades sebanyak 0,5 ml juga untuk mengencerkannya.
Cara menyuntik
Tangkap induk lele dengan menggunakan seser induk. Kemudian seorang membantu memegang induk lele yang hendak disuntik (ikan betina terlebi 
Tangkap induk lele dengan menggunakan seser induk. Kemudian seorang membantu memegang induk lele yang hendak disuntik (ikan betina terlebih dahulu) dengan menggunakan kain untuk menutup dan memegang kepala ikan dan memegang pangkal ekornya.
Kemudian suntikkan hormon yang sudah disiapkan tadi ke dalam daging lele di bagian punggung, setengah dosis di sebelah kiri dan setengah dosis disebelah kanan dengan kemiringan jarum sunik 40 – 45ยบ. Kedalaman jarum suntik ± 1 cm dan disesuaikan dengan besar kecilnya tubuh ikan.
Lakukan penyuntikan secara hati-hati. Setelah obat didorong masuk, jarum dicabut lalu bekas suntikkan ditekan/ditutup dangan jari telunjuk beberapa saat agar obat tidak keluar.
Penyuntikan harus dilakukan pada pagi atau sore hari. Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung atau bagian daging ikan lele yang paling tebal dengan kemiringan lebih kurang sedalam 2 cm.  Setelah disuntik, ikan jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan.
Persiapan Kolam Pemijahan
Pemasangan Kakaban
        Persiapan  kolam pemijahan diawali dengan pembersihan, akan lebih baik jika kakaban dipasang terlebih dahulu  di dasar kolam sebelum dilakukan pengisian air. Pemasangan kakaban secara membujur sesuai sisi kolam yang paling panjang dari kolam pemijahan yang ada.Kakaban diatur secara berjajar, rapat dan rapih dan hindarkan tidak terdapat celah yang kosong diantara kakaban agar semua telur dapat menempel pada kakaban. Usahakan dasar kolam semua tertutup oleh kakaban setidaknya separuh dari luasan kolam pemijahan. Agar kakabaan tidak mengapung maka diatasnya diberikan pemberat berupa batu bata atau pemberat lainya.
Pengisian air
       Setelah kakaban diatur di kolam pemijahan secara rapih, maka dilanjutkan dengan melakukan pengisian air. Usahakan sumber air yang digunakan dari air sumur maupun  dari saluran irigasi. Pengisian air dilakukan sehingga ketinggian mencapai 20 -30 cm.
Persiapan kolam Penetasan
       Selain mempersiapkan kolam pemijahan, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kolam /bak pemijahan untuk penetasan telur. Persiapan kolam/bak penetasan sudah harus selesai sebelum dilakukan kegiatan pemijahan. Sebelum dipergunakan kolam penetasan telur harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara melakukan pengeringan kolam. Untuk kolam terpal setelah dilakukan penyikatan untuk menghilangkan lumut-lumut yang melekat di dinding terpal. Adapun tujuannya adalah mencegah masuknya bibit penyakit yang nantinya akan menyebabkan kegaglan daalam penetasan telur ikan lele hasil pemijahan. Setelah itu pengisian air dilakukan dengan ketinggian kurang lebih 20-30 cm. Perlu diupayaakan agar ketersediaan oksigen terpenuhi dalam kegiatan penetasan dengan cara menjaga sirkulasi air tetap lancar. 
Seluruh telur yang ditetaskan harus terendam air. Telur yang dibuahi dan akan menetas berwarna kuning cerah kecokelatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat. Telur akan menetas tergantung dari suhu perairan dan suhu udara. Jika suhu semakin panas (tinggi), telur akan semakin cepat menetas. Begitu pula sebaliknya, jika suhu turun atau rendah, menetasnya semakin lama. Untuk daerah di sepanjang pantai utara Pulau Jawa dengan suhu udaranya yang relatif tinggi, telur ikan lele akan menetas menjadi larva antara 20-24 jam dari saat pemijahan.
Pemeliharaan Larva
     Setelah dipastikan hampir semua telur menetas, bak penetasan harus sering dikontrol atau diamati. Larva yang baru menetas akan berkumpul di dasar bak. Selanjutnya, kakaban diangkat untuk menghindari penurunan kualitas air akibat adanya pembusukan dari telur-telur yang tidak menetas. 
Larva lele yang baru menetas akan berwarna hijau dan berkumpul di dasar bak penetasan. Setelah berumur 2 hari, larva mulai bergerak dan menyebar ke seluruh bak penetasan. Sampai umur 3 hari larva tidak perlu diberi pakan tambahan, karena masih memanfaatkan cadangan makanan yang dibawa di dalam tubuhnya, yakni yang dikenal dengan kuning telur.
 Larva ikan lele baru diberikan pakan tambahan setelah berumur 4 hari. Jenis pakan yang cocok untuk benih ukuran tersebut adalah pakan alami (makanan hidup) yang berukuran kecil, seperti kutu air (Daphnia sp., Moina sp.) atau cacing sutera. Pakan buatan kurang baik diberikan karena jika tidak habis akan membusuk, sehingga menurunkan kualitas air. Pakan alami diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari sesuai dengan kebutuhan. Artinya, pakan yang diberikan ukurannya harus pas dan tidak boleh ada yang tersisa. Jika pakan alami banyak yang tersisa, akan terjadi persaingan kebutuhan oksigen di dalam air antara larva lele dan makanan alami tersebut. Hal ini bisa merugikan dan mengganggu pertumbuhan lele. 
Faktor lain yang perlu diperhatikan selama pemeliharaan larva adalah kualitas air. Penggantian air dilakukan setiap 2-3 hari sekali atau tergantung dari kebutuhan. Jumlah air yang diganti sebanyak  50-70% dengan cara menyifon (mengeluarkan air secara selektif dengan selang) sambil membuang kotoran. Selang yang digunakan adalah selang plastik yang lentur dan biasa digunakan sebagai  selang air. 
Pemanenan
      Setelah berumur 2-3 minggu dan mencapai ukuran 1-3 cm, benih sudah siap untuk dipanen. Agar benih lele tidak mengalami stres, pemanenan harus dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Caranva, air di dalam bak atau kolam disurutkan secara perlahan, selanjutnya benih akan berkumpul di tempat yang paling dalam. Benih tersebut kemudian ditangkap secara hati-hati menggunakan sair (serok) yang halus untuk didederkan di tempat lain atau dapat pula dipasarkan (dijual) langsung kepada pembeli yang akan mendederkannya di tempat lain. 
Jumlah benih yang dihasilkan dari pembenihan semiintensif ini tergantung dari ukuran dan tingkat kematangan induk yang dipijahkan. Sebagai patokan, dari seekor induk betina ikan lele yang beratnya berkisar 0.5-1 kg dapat dihasilkan benih sebanyak 40.000-50.000 ekor benih.
Demikian sekilas teknik pembenihan ikan lele secara semi intensif guna memenuhi permintaan pelaku usaha pembesaran yang cenderung meningkat. Semoga materi ini mampu meningkatkan pendapatan pembenih lele. Terimakasih atas kunjungan anda pada blog ini. 
SumberPustaka : http://andina2012.blogspot.co.id/2011/12/teknik-kawin-suntik-dengan-hormon.html
                http://petunjukpraktisbudidaya.blogspot.com/2013/06/budidaya-ikan-lele-pembenihan.html









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Pasta sebagai Pengganti Cacing Sutera untuk Benih Ikan Lele

PEMBESARAN IKAN NILA DI TAMBAK AIR PAYAU

MENGANTISIPASI DAMPAK AIR HUJAN BAGI BUDIDAYA IKAN LELE