Teknik Pembesaran Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal )

Latar Belakang 
Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal ) dan terkenal dengan milk fish merupakan salah satu jenis ikan air payau  yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan ini sudah dikenal oleh masyarakat karena merupakan salah satu sumber protein hewani dengan nilai gizi yang tinggi, selain rasanya yang enak dan memiliki rendah kolesterol sehingga aman untuk kesehatan. 
Pengolahan produk ikan bandeng yang semakin meningkat, seperti bandeng presto yang semua tulang dan durinya menjadi lunak, yang menyebabkan meningkatnya jumlah yang mengkonsumsi ikan bandeng, sehingga permintaan pasar akan ikan bandeng  terus meningkat. Kondisi ini memberikan peluang kepada pembudidaya untuk mengembangkan usaha budidaya bandeng (Chanos chanos Forskal) di wilayah Margoyoso yang cukup berpotensi sehingga dapat memenuhi ketersediaan pasokan ikan bandeng baik local maupun luar daerah.
Pemenuhan permintaan ikan bandeng yang terus meningkat hanya dapat dilakukan melalui pengembangan budidaya yang berkesinambungan. Perkembangan teknologi pembenihan ikan bandeng, memungkinkan pembesaran ikan bandeng dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak menjadi kendala dalam pembesarannya.
Proses Pembesaran Ikan Bandeng
Dalam usaha pembesaran bandeng merupakan pengelolaan lanjutan dari kegiatan penggelondongan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan produksi tambak. Metode budidaya yang dapat dilakukan antara lain yaitu budidaya bandeng secara tradisional yang disempurnakan, metode progresif, metode modular, dan metode penebaran berganda. Dari berbagai metode tersebut intinya yaitu meliputi perbaikan dan persiapan tambak, penebaran ikan, perawatan selama pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemberian pakan tambahan, dan mempertahankan kualitas air agar tetap layak.
1. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi tambak bandeng sangat menentukan keberhasilan usaha, untuk perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Lahan mendapatkan air pasang surut air laut. Tinggi pasang surut yang ideal adalah 1,5 – 2,5 m. Pada lokasi yang pasang surutnya lebih rendah dibawah 1 meter maka pengelolaan air menggunakan pompa.
b.Tersedia air tawar untuk penaturan salinitas media agar sesuai untuk pertumbuhan ikan bandeng.
c.Tekstur tanah yang ideal adalah liat berpasir, karena tanah ini tidak porous sehingga mampu menahan air dengan baik.
d.Lokasi ideal terdapat sabuk hijau (green belt) yang ditumbuhi hutan mangrove dengan panjang minimal 100 m dari garis pantai.
e.Keadaan sosial ekonomi mendukung operasional budidaya seperti keamanan yang kondusif.
2. Persiapan Tambak
Persiapan lahan merupakan proses penyiapan lahan tambak mulai dari pengeringan hingga siap ditebari benih yang akan dibesarkan. Persiapan tambak sangat menentukan keberhasilan budidaya. Adapun tahapan persiapan tambak adalah sebagai berikut:
a.  Perbaikan sarana dan Prasarana
Memperbaiki secara menyeluruh mulai pintu air, pematang, caren, saringan, saluran pemasukan, saluran pengeluaran dan peralatan lainnya seperti pompa air, jala lingkar (untuk sampling pertumbuhan ikan).
b.  Pengeringan Lahan
Lama pengeringan tergantung cuaca dan kondisi tanah. Tanah yang berlumpur tinggi akan membutuhkan waktu lebih dari 3 minggu sedangkan tanah liat berpasir membutuhkan waktu cukup 10 hari. Tujuan pengeringan ini adalah mempercepat penguapan gas racun-racun, memberantas hama penyakit, mempercepat proses penguraian dan menaikan pH tanah.
c. Pengangkatan Lumpur
Endapan lumpur sisa pemeliharaan periode sebelumnya berwarna hitam dan terletak ditengah tambak atau di dekat pintu pengeluaran. Lumpur ini banyak mengandung bahan organik dan gas-gas beracun seperti asam sulfida sehingga lumpur ini perlu diangkat. kepermukaan tanggul.
d.  Pengapuran Tanah
Pengapuran tanah dasar tambak bertujuan untuk meningkatkan pH tanah serta membunuh bakteri pathogen  dan organisme pengganggu lainya.. Kapur yang dipergunakan ini adalah kapur pertanian (CaCO3). Adapun dosis yang digunakan tergantung pada keasaman (pH tanah). Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur untuk semakin tinggi.
e.  Pemupukan
Pemeliharaan bandeng penyediaan pakan dapat berupa pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami ditambak dapat berupa klekap, lumut, plankton, dan organisme dasar atau benthos. Namun demikian jarang sekali semua jenis tersebut dapat hidup dan tumbuh dalam tempat dan waktu yang bersamaan. Hal ini tergantung dari keadaan kualitas tanah dan air serta kedalaman air tambak.
Dalam penumbuhan pakan alami terdapat berbagai cara yang berbeda tergantung dari jenis pakan alami yang diinginkan. Sehubungan dengan hal tersebut kebutuhan jenis pupuk yang digunakan untuk proses penumbuhannya pun berbeda. Untuk penumbuhan klekap yang merupakan kumpulan jasad renik yang disusun oleh algae biru, benthos, diatom, bakteria, dan organisme renik hewani, diperlukan pupuk organik seperti dedak halus, bungkil kelapa, kotoran sapi, kotoran kerbau, dan kotoran ayam.
Jumlah pupuk yang digunakan tergantung dari kesuburan tanah tersebut, pada umumnya dosis pupuk organik berupa dedak halus diperlukan 500-1000 kg/ha, bungkil kelapa diperlukan 500-1000 kg/ha, kotoran kerbau/sapi 1000-3000kg/ha, kotoran ayam jumlah pupuk organik yang diperlukan 500 kg/ha.
Penggunaan pupuk anorganik dalam penumbuhan klekap terdiri dari pupuk Urea dan TSP yang digunakan dengan perbandingan 2:1. Dosis pupuk urea adalah 100 kg/ha dan TSP 50 kg/ha. Aplikasi pupuk anorganik dilakukan setelah dilakukan pemasukan air tahap pertama setinggi 5-10 cm dan dikeringkan kembali. Pada pemasukan air berikutnya dilakukan dengan ketinggian 10-15 cm yang selanjutnya dilakukan penebaran pupuk an organik sesuai dengan dosis tersebut. Adapun penggunaan pupuk organik dilakukan dengan cara menaruh pupuk pada beberapa tempat di bagian tambak secara merata sebelum dilakukan pemasukan air tahap pertama.
Untuk penumbuhan pakan alami jenis lumut yang komposisi utamanya adalah alga hijau berfilamen diperlukan kedalaman air antara 40-60 cm. Kisaran kadar garam yang diperlukan untuk penumbuhan lumut adalah 25 promil atau lebih. Jenis lumut yang umum tumbuh ditambak adalah lumut sutera (Chaetomorpha sp), dan lumut perut ayam (Enteromorpha sp). Jenis algae hijau filamen lainnya juga merupakan jenis lumut adalah Cladophorasp. dan Vaucheria sp.
f.   Pengisian Air Sebelum Tebar
Pada saat terjadi pasang tinggi air dimasukan kedalam tambak melalui saringan di pintu pemasukan (inlet). Ketinggian air di pelataran tambak lebih kurang 10 cm. Kemudian pintu  pemasukan ditutup dan air dalam tambak dibiarkan selama 3 hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar berada pada kondisi baik untuk pertumbuhan pakan alami. Pada saat pemasukan air berikutnya dilakukan pemberian Saponin (biji teh) untuk pemberantasan hama yang ada di dalam tambak dan untuk merangsang pertumbuhan phytoplankton. Setelah diberi saponin, tambak dibiarkan hingga     5-7 hari. Setelah diyakini bahwa berbagai hama di dalam tambak telah mati, maka pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini ketinggian air dipelataran cukup 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari untuk dilakukan pemupukan dasar. Setelah pemupukan dasar dilakukan penambahan air secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan pakan alami (klekap). Pada ketinggian air 40 cm dari pelataran tambak maka air tambak dipertahankan untuk persiapan penebaran benih ikan.
3. Persiapan Benih
Dalam persiapan benih bandeng yang akan ditebarkan dalam proses pembesaran terdapat beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Peneneran
Kegiatan peneneran adalah pemeliharaan benih ikan bandeng dari nener hingga mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran benih ikan ini sudah dapat digunakan pada kegiatan penggelondongan. Luas tambak untuk kegiatan peneneran relatif lebih kecil dan biasa dikenal dengan sebutan baby box. Perbandingan luas petak peneneran, penggelondongan, dan pembesaran adalah 1:9:90. lama pemeliharaan di petak peneneran berkisar 30-45 hari tergantung ketersediaan pakan alami dan  ukuran ikan.
b. Kegiatan Penggelondongan
Penggelondongan merupakan lanjutan pemeliharan benih dari gelondongan kecil (pre-fingerling) hingga mencapai ukuran gelondongan. Kegiatan penggelondongan ini dilakukan kurang lebih selama 30 hari atau pada saat ukuran berat ikan antara 3-5 gr/ekor. Setelah kegiatan penggelondongan baru benih ikan bandeng dapat dipelihara di petak pembesaran.
4. Penebaran Benih
Faktor-faktor penebaran benih yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (Mudjiman, 1988):
a. Padat Tebar
Benih ikan bandeng yang ditebar di petak pembesaran untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi disesuaikan dengan metode pembesaran ikan bandeng yang dilaksanakan. Untuk metode tradisional yang disempurnakan padat tebarnya adalah 2-3 ekor/ m2. Lama pemeliharaan pada pembesaran ikan bandeng dengan metode tradisional yang disempurnakan adalah 4 bulan.
b. Waktu Penebaran
Penebaran benih bandeng harus segera dilaksanakan setelah petakan tambak siap untuk pemeliharaan. Warna air tambak terlihat kehijauan oleh plankton. Keterlambatan penebaran akan memberikan peluang hama dan penyakit berkembang di dalamnya. Waktu penebaran dilakukan sore hari atau menjelang matahari terbenam pukul 16.00-18.00 atau pagi hari sebelum matahari terbit sampai pukul 07.30 karena pada waktu ini kondisi fluktuasi suhu tidak mencolok, parameter air dan lingkungan tidak banyak berubah.
c. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian biota yang dipelihara dengan lingkungan baru yang akan digunakan untuk budidaya ikan. Proses adaptasi ini secara fisiologi dan kebiasaan hidupnya secara perlahan-lahan disesuaikan dengan lingkungan barunya. Dalam kegiatan aklimatisasi sebelumnya telah disediakan petakan khusus yaitu petakan yang sangat sempit yang dibuat hanya untuk sementara dalam kegiatan aklimatisasi atau penyesuaian benih pada tambak. 
Luas petak ini disesuaikan dengan jumlah benih yang akan ditebarkan. Petakan ini dibuat di dekat pintu air dan dibatasi oleh pematang yang sempit (kecil). Diatas pematang dibangun atap yang terbuat dari anyaman bambu yang dilapisi dengan plastik atau daun kelapa (welit). Kegunaan atap ini adalah sebagai pelindung bagi benih dari sengatan sinar matahari yang kuat dan hujan, karena air hujan yang langsung mengalir ke petak aklimatisasi dapat menyebabkan kematian pada benih.

5.  Pemberian Pakan
Pakan merupakan komponen penting bagi pertumbuhan ikan, lingkungan budidaya serta memiliki dampak fisiologis dan ekonomis. Kelebihan pemberian pakan akan menyebabkan bahan organik yang mengendap terlalu banyak sehingga akan menurunkan kualitas air, demikian juga apabila kekurangan pakan akan berakibat pertumbuhan ikan turun dan tubuhnya lemah sehingga daya tahan terhadap penyakit menurun. Pakan disebarkan secara merata ke dalam tambak.
 Jenis pakan yang diberikan adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan berbentuk pellet dengan berbagai ukuran yang disesuaikan dengan ukuran (size) ikan. Kandungan nutrisi yang dibutuhkan dalam pakan ikan bandeng antara lain protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, vitamin serta mineral. 
Pakan hidup adalah organisme hidup dalam tambak yang berfungsi sebagai pakan ikan. Pada umumnya jenis pakan ini adalah plankton. Fungsi plankton disamping sebagai pakan alami bagi ikan adalah penghasil oksigen dalam air.
6.  Monitoring Pertumbuhan
Monitoring pertumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan ikan dalam petakan tambak secara individu, populasi dan biomas yang dilakukan secara periodik. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan pengambilan contoh (sampel) dan pemeriksaan ikan dengan dilakukan penjalaan (jala tebar). 
Untuk mengamati respon ikan terhadap pakan serta kesehatan ikan dapat diamati dengan menggunakan anco, sedangkan pengamatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup dilakukan pengamatan langsung berupa jumlah yang mati. Data yang terkumpul selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
Monitoring pertumbuhan ini digunakan untuk menentukan jumlah pakan, infeksi hama penyakit serta waktu panen yang tepat. Pengambilan sampel tidak hanya pada satu titik tambak, atau hanya pada sisi tambak di mana ikan sering diberi pakan, tetapi harus dilakukan pada lima titik tambak, yaitu bagian tengah tambak dan empat titik yang lainnya yaitu empat sudut pada tambak. Hal ini bertujuan agar sampling atau pengambilan sampel yang dilakukan dapat benar-benar mewakili organisme yang dibudidayakan secara akurat.
7.  Perawatan Tambak Selama pembesaran
Keberhasilan usaha pembesaran bandeng sangat ditentukan adanya perawatan yang baik selama pemeliharaan. Perawatan tersebut meliputi pengaturan air, perawatan pintu dan pematang, pemupukan susulan serta pemberian pakan tambahan.
a.  Pengaturan Air
Selama pemeliharaan, kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan, sehingga benih dapat hidup dengan layak. Pergantian air yang teratur mempunyai keuntungan dalam menjaga kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur hara dan organisme makanan benih ikan bandeng dapat disuplai ke tambak. Bila air tambak tidak pernah atau jarang diganti, akan menyebabkan terakumulasinya bahan beracun di tambak dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan benih. 
Pergantian air dilakukan secara teratur bersamaan dengan adanya air pasang. Caranya adalah dengan mengeluarkan setengah atau sepertiga bagian air tambak sebelum terjadi air pasang, kemudian diganti dengan air pasang yang baru sampai ketinggian air semula.
Pada saat pasca hujan, maka air di tambak perlu segera diganti, karena air hujan akan mengencerkan salinitas. Hal ini dapat membahayakan kehidupan ikan yang dibudidayakan. Selain itu penggantian dimaksudkan untuk menjaga salinitasnya agar tetap stabil dan baik (payau) diperlukan juga sumber air tawar, sumber air tawar bisa diperoleh dari air sungai.
b.  Perawatan Pintu dan Pematang
Untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan benih, pematang dan pintu tambak harus selalu diperiksa dan dirawat dengan baik. Maksud perawatan ini adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran atau rembesan air dari dalam tambak serta mencegah hilangnya benih. Demikian pula saringan di pintu tambak harus dibersihkan dengan sikat, untuk memudahkan dalam pertukaran air.

c.  Pemupukan Susulan
Sebelum kondisi makanan alami di tambak menipis segera dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara ke dalam tambak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan makanan alami. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan makanan alami yang ada. Sebagai patokan dapat digunakan pupuk Urea dan TSP dengan dosis masing-masing 10 kg/ha. Dapat juga ditambah dedak halus sebanyak 100 kg/ha. Selain sebagai pupuk, dedak halus juga berfungsi sebagai makanan tambahan.
Mudjiman juga mengatakan bahwa pemupukan sebaiknya dilakukan pada saat ada air pasang. Hal ini di maksudkan bila hasil pemupukan berpengaruh kurang baik terhadap kualitas air (seperti terjadi blooming), maka dengan segera dapat dilakukan pertukaran air. Pemupukan tidak boleh dilakukan pada saat akan turun hujan, karena air hujan dapat mengencerkan hasil pemupukan tersebut. Selain itu dalam melakukan pemupukan, pelataran tidak boleh diinjak-injak, karena akan merusak klekap yang tumbuh
d.  Makanan Tambahan
Pemberian pakan tambahan dilakukan apabila pakan alami sudah tidak dapat lagi menunjang pertumbuhan bandeng yang dipelihara. Jenis pakan buatan yang digunakan adalah pelet. Jumlah makanan yang diberikan adalah 3-5% dari berat total tubuh per hari. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
8.  Pengamatan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang sering mengganggu kegiatan budidaya ikan bandeng adalah sebagai berikut:
a.  Jenis-jenis hama berupa:
1) Ikan pemangsa seperti Kakap, Kerong-kerong, Payus, Bulan-bulan dan jenis ikan penyaing seperti Tilapia, dan Belanak.
2) Hama yang sering membuat lubang dan merusak pematang pada tambak misalnya ketam/kepiting, belut, tonang..
3) Ular air dan Burung seperti, Pucuk ikan, Bangau, dan lainnya, sebagai pemangsa yang sering mengancam kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya di tambak.
Selain itu perlu diperhatikan pengontrolan tambak secara terus-menerus yaitu mengurangi atau membasmi organisme pengganggu atau pemakan bentik yang tumbuh di sekitar tambak. Larva chironomid, cacingpolychaete, dan siput yang merupakan sumber penyakit. Penggunaan kapur dan urea pada saat persiapan tambak akan membasmi organisme tersebut.


Metode Pengandalian Hama
     Ada 2 metode pengendalian hama yaitu :
1). Secara fisik 
Pengendalian hama secara fisik antara lain dengan cara :
a) Pengeringan dasar tambak, b) Pemasangan saringan pada pintu air, c) Pemasangan perangkap,      d) Pemasangan tali-tali tidak berwarna (nylon) yang direntangkan di atas tambak untuk mencegah burung pemangsa.
2).Secara kimiawi 
Pengendalian hama secara kimiawi, dengan jalan memilih jenis pestisida dan dosis penggunaan berdasarkan macam hamanya.
Cara Pemakaian Pestisida
1) Bungkil biji teh ditumbuk hingga halus (bubuk), kemudian direndam dalam air selama semalam. Disebar merata ke dalam tambak.
2) Bubuk rotenon dicampur dengan air secukupnya, kemudian disebarkan secara merata ke dalam tambak.
3) Akar tuba ditumbuk hingga halus (bubuk), direndam dalam air selama satu malam, kemudian diambil ekstraknya dan disebarkan merata ke dalam tambak.
4) Brestan dicampur air secukupnya, kemudian disebar merata ke dalam tambak. Setelah aplikasi, tambak harus direklamasi (genangi tambak dengan air laut atau payau selama 1 malam, lalu kuras)
5) Sevin, dengan membuat umpan dari ikan rucah yang dilumuri dengan bubuk sevin, kemudian ditaruh di sekitar lubang kepiting (pada saat pemeliharaan) atau disebar merata pada saat persiapan tambak (tambak berair sekitar 10 cm) dan setelah aplikasi tambak perlu dilakukan pencucian. 

d.  Penyakit pada Bandeng
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, sehingga dapat menimbulkan kerugian dalam berproduksi. Timbulnya penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu kondisi lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.
Jenis penyakit yang sering menyerang ikan bandeng adalah:
1) Sisik atau kulit kotor penyakit ini disebabkan oleh Caligus Sp danPiscicolla Sp, gejalanya yaitu nafsu makan ikan berkurang, susunan sisik rusak, ikan terlihat malas.
2) Sirip ekor patah dan rusak penyakit ini disebabkan oleh Fiorrot disease
9. Pemanenan
Setelah ikan bandeng mencapai ukuran konsumsi, maka dilakukan pemanenan. Panen dapat dilakukan secara bertahap (selektif) maupun secara total.
a. Panen Bertahap
Panen bandeng secara bertahap dapat dilakukan dengan metode menyerang air atau yang dikenal dengan sebutan ngerocok. Hal ini sesuai dengan sifat bandeng yang selalu menentang arus (aliran air). Caranya adalah pada saat surut air tambak dikeluarkan sebagian. Kemudian pada saat terjadi pasang yang cukup tinggi, air baru dimasukan ke tambak melalui pintu air yang ditutup dengan saringan kasar, ikan bandeng akan segera menyongsong datangnya air baru tersebut. Dengan demikian, ikan akan terkumpul dalam petak penangkapan (catching pond). Selanjutnya ikan tersebut ditangkap dengan menggunakan jaring.
b. Panen Total
Pada umumnya panen bandeng secara total dilakukan dengan cara pengeringan tambak. Caranya adalah air dalam tambak dikeluarkan secara perlahan-lahan sampai air yang ada didalam tambak hanya mengisi bagian pada caren saja. Ikan bandeng akan berkumpul di caren tersebut. Pemanenan dapat dilakukan dengan alat berupa jaring yang ditarik (diseret) sepanjang caren. Dapat juga menggunakan kerai bambu yang didorong sepanjang caren oleh beberapa orang. Dengan kerai ini, ikan dikumpulkan disuatu tempat tertentu yang luasnya terbatas (sempit). Selanjutnya dilakukan penangkapan dengan alat tanggok (scoop net).

10. Pemasaran
Pemasaran merupakan lanjutan aktivitas pasca panen yang menentukan harga. Tinggi rendahnya harga di tingkat petani pembudidaya ikan bandeng seringkali merupakan manipulasi dari pedagang pengumpul atau perantara untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Harga sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dari konsumen dan penawaran dari produsen yang efektif, pasok uang harga, barang subtitusi, faktor musim, margin pemasaran, pola distribusi, kebijaksanaan harga dan harga tingkat umum.
Sumber Bacaan :
1. http://fauzan-mustopa.blogspot.co.id/2010/10/pembesaran-ikan-bandeng-chanos-chanos.html

2. http://seputartambak.blogspot.co.id/2016/06/panduan-cara-budidaya-bandeng-lengkap-dari-                awal-sampai-panen.html

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Pasta sebagai Pengganti Cacing Sutera untuk Benih Ikan Lele

PEMBESARAN IKAN NILA DI TAMBAK AIR PAYAU

MENGANTISIPASI DAMPAK AIR HUJAN BAGI BUDIDAYA IKAN LELE