PENGGALIAN PPOTENSI TAMBAK MELALUI BUDIDAYA NILA DALAM PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT
Pendahuluan
Ikan Nila sebagai Alternatif Sumber Gizi
Pengertian Gizi secara umum adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.citrus-ambrosia-salad-fb
Tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Menu makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Ikan Nila sebagai Alternatif Sumber Gizi
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Guna pemenuhan gizi asal ikan dapat dipeoleh dari berbagai komoditas perikanan, salah satunya adalah melalui penggalian potensi tambak untuk mengembangkan ikan nil dengan sentuhan teknologi sehingga mampu tumbuh dalam media air tambak Ikan nila tilapia(Oreochromis niloticus sp) yang pesat perkembangannya di air payau (tambak) adalah ikan merupakan ikan air tawar. Sehingga reproduksiya lebih awal siklus waktunya sehingga ukuran ikan saat dipanen masih kecil akibatnya ikan tersebut dianggap sebagai hama di tambak (Fariduddin dan Gustiano 2010). Salah satu jenis ikan nila yang dapat dibudidayakan pada areal tambak adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan nila memiliki keunggulan untuk dikembangkan dibandingkan dengan ikan air tawar jenis lain karena sifat biologi yang menguntungkan seperti mudah berkembang biak, pertumbuhannya cepat, pemakan segala jenis makanan (ommivora), daya adaptasinya tinggi terhadap lingkungan, dan toleransi tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan.
Ikan nila adalah salah satu komoditas ikan yang penting dalam produksi perikanan budidaya indonesia. Ikan nila merupakan ikan kedua terbanyak dalam produksi budidaya air tawar (fresh water aquaculture) setelah ikan mas (Cyprinus carpio), dan nila juga merupakan ikan penting dalam akuakultur dunia. FAO (Food and Agriculture Organization) menempatkan ikan nila di urutan ketiga setelah udang dan salmon sebagai contoh sukses perikanan akuakultur dunia (Ghufran 2011). Ikan nila dapat hidup pada kisaran salinitas luas atau bersifat euryhaline. Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam dan luas seperti tambak air payau hingga karamba jaring apung laut sampai dengan salinitas 30-35 ppt (Anggawati 1991; Tonnek 1991; Suryanti 1991; Ghufran 2011). Oleh karena itu, ikan nila menjadi salah satu komoditas alternatif guna untuk memanfaatkan lahan idle yang perlu dioptimalkan.
Hambatan yang sering dialami pembudidaya selama ini adalah masih tingginya tingkat kematian benih di masa awal pemeliharan.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menginformasikan pada pembudidaya tambak bahwa nilai toleransi salinitas dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang optimal pada benih ikan nila( Oreochronius Niloticus).
Dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat berupa protein hewani melalui blog ini kami sampaikan teknik budidaya ikan nila.
Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan.
PERSYARATAN LOKASI BUDIDAYA
1.Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2.Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3.Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
4.Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
5.Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
6.Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
7.Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30o C.
8.Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.
PERSIAPAN KOLAM BUDIDAYA
Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah.
Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pelet.
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga pengairan.
PEMILIHAN BENIH IKAN NILA
Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.
Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri.
PENEBARAN BENIH IKAN NILA
Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi tambak dimana airnya merupakan air payau yang bersalinitas lebih dari 5 ppt, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air tambak. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.
PEMELIHARAAN IKAN NILA
Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan
budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.
1.Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan. Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.
2.Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%. Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan. Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila, Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor. Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor. Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari. Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
3.Pengendalian hama dan penyakit
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai. Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.
PEMANENAN IKAN NILA
Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.
Demikian sekilas tulisan penggalian potensi tambak melalui budidaya ikan nila dalam pemenuhan gizi masyarakat. Semogatulisan ini mampu memberikan manfaat bagi pembudidaya ikan di air payau, dan terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel ini., Semoga bermanfaat pula untuk anda.
DAFTAR ACUAN
Ali Khomson. 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. PT.Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta
M. Ghufran H. Kodri K.2017. Budidaya Nila Unggul.AgroMedia, Jakarta
Komentar
Posting Komentar