PEMBESARAN IKAN NILA DI TAMBAK AIR PAYAU

Pendahuluan
    Kecamatan Margoyoso memiliki sumberdaya perikanan yang sangat besar dan potensial, baik diwilayah perairan tawar (darat) sebagaai budidaya /pembenihan air tawar terutama pembenihan ikan lele, pantai /payau untuk budidaya bandeng dan udang. Potensi sumber daya perikanan meliputi keanekaragaman jenis ikan dan lahan perikanan.
Akhir -akhir ini pertumbuhan bandeng sangat lambat dan udang juga kurang bisa diharaapkan keberhasilannya, hal ini menjadikan lahan  tambak seakan tidak produktif untuk meningkatkan produksi ikan bandeng maupun udang. Dikrenakan hal tersebut banyak pembudidaya merubah pola budidaya yang tadinya bandeng dan udang banyak yang beralih ke nila dan udang..
    Beberapa alasan mereka kemukakan dari bandeng yang sulit menjadi besar hingga udang yang sering mati sebelum waktunya dipanen, juga nilai jual dari ikan nila yang cukup tinggi dibandingkan dengan bandeng.
Terdapat dua jenis ikan nila yang sudah dibudidayakan oleh para petambak ikan di berbagai daerah yaitu ikan nila biasa (Oreochromis sp) dan nila merah (Oreochromis niloticus) . Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) pertama ditemukan di perairan Afrika dan Palestina. 
Selama ini pengembangan ikan nila untuk memenuhi kebutuhan benih nila pembudidaya masih mendatangkan dari luar daerah. Benih diperoleh dari pedagang benih yang membeli dari daerah Sleman, Magelang dan sekitarnya dengan harga yang relatif tinggi. 
Untuk meraih keberhasilan dalam melakukan usaha pembesaran ikan nila di tambak air payau beberapa hal yang harus menjadi perhatian pembudidaya antara lain persiapan lahan, penggunaan benih, pemeliharaan dan pemanenan yang baik.
Persiapan lahan 
    Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam persiapan tambak pembesaran Ikan Nila diantaranya adalah:
Perbaikan Pematang
    Sebelum ikan ditebar ke tambak pembesaran, pertama-tama hal yang dilakukan adalah memperbaiki pematang yang rusak yang di akibatkan oleh hama perusak seperti kepiting yang membuat lubang pada pematang sehingga air dapat masuk ke dalam tambak dan membawa banyak kotoran dari luar tambak, mengakibatkan kualitas air menjadi tidak stabil.  Selain itu dengan adanya lubang pada pematang dapat menyebabkan masuknya hama kompetitor maupun predator yang dapat merugikan ikan yang di budidayakan., untuk itu perlu dilakukan pengangkatan  lumpur dari tambak dan ditempelkan ke pematang yang terdapat lubang agar hama tersebut tidak dapat masuk. Jika tambak terbuat dari tanah, maka pengontrolan dititik beratkan kepada arus pusaran air yang terjadi didalam tambak, setelah itu maka tambak dapat diperbaiki dengan menutup tanggul dengan karung yang berisi pasir, lalu di timbun menggunakan lumpur (Anonim, 2012). Perbaikan pematang tambak biasanya dilakukan bersamaan dengan pengerinngan tanah dasar.
Pembersihan Tambak
   Pembersihan dasar tambak pembesaran yang banyak terdapat kotoran yang masuk dari luar tambak mengikuti air akibat dari pematang yang berlubang, kegiatan dilakukan setelah perbaikan pematang.  Kotoran yang ada di tambak  diangkat, lalu di simpan sementara diatas pematang dan kemudian dibuang ke luar tambak.  Sementara itu, untuk rumput yang terdapat pada bagian pematang, dibersihkan dengan menggunakan alat sabit atau parang.  Setelah itu, rumput diangkat dan di buang jauh dari pematang. 
Kegiatan membersihkan pematang tambak dilakukan ketika tambak akan dipakai untuk membudidayakan ikan. Membersihkan rumput-rumput yang tumbuh dipinggir pematang tambak ini perlu dilakukan agar tidak mengganggu ikan yang akan di budidayakan terutama bagi ikan yang masih kecil, karena apabila rumput tersebut dibiarkan tumbuh maka kemungkinan besar akan dijadikan sarang hama dan predator seperti ular dan lainnya.  
Pengangkatan Lumpur
   Pengangkatan lumpur pada tambak pembesaran Nila dilakukan setelah perbaikan dan pembersihan tambak.  Pengangkatan lumpur dilakukan secara manual dengan menggunakan alat pengangkat lumpur.  Caranya adalah lumpur dalam tambak digerus dengan alat pengangkat lumpur dan kemudian diangkat keatas pematang. 
Pengangkatan lumpur setelah budidaya dilakukan dengan tujuan agar kondisi tambak lebih sehat.   Limbah lumpur organik dari sisa pakan, kotoran ikan, dan ikan yang mati harus dikeluarkan dari dasar tambak, karena bahan tersebut bersifat racun yang dapat membahayakan kehidupan ikan.  Pengeluaran lumpur dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan pompa air.  
Pengeringan Tambak
   Pengeringan tambak dilakukan setelah pekerjaan perbaikan pembersihan sampah dan pengangkatan lumpur/limbah. Pengeringan dilakukan dengan cara membuka pipa pengeluaran sehingga air keluar melalui saluran pembuangan yang terdapat didalam tambak dan untuk mempercepat keluarnya air dari tambak dapat dibantu dengan menggunakan mesin pompa. Pengeringan tambak membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari apabila matahari bersinar normal, atau tanah hingga reta-kretak. Indikator pengeringan dianggap cukup apabila dasar tambak bila dinjak meninggalkan bekas telapak kaki  sedalam 1-2 cm.
   Pengeringan mutlak dilakukan karena berfungsi untuk  menghilangkan senyawa beracun serta membasmi hama dan bibit penyakit (Anonim, 2011).  Pengeringan dasar tambak dapat mengurangi sumber penyakit dan pembalikan dasar tambak dapat menambah oksigen yang terikat dalam tanah dan melepaskan gas-gas beracun yang terikat dalam tanah karena proses peruraian (Partosuwiryo dan Warseno, 2011).
Pemberantasan Hama
   Ikan-ikan liar dan hewan lainnya yang ada dalam tambak dapat menganggu pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochroms niloticus) dan mengurangi sintasan, karena merupakan predator dan kompetitor yang perlu di berantas.  Pemberantasan dilakukan setelah dasar tambak dikeringkan, kemudian dilanjutkan dengan pemberantasan hama menggunakan saponin untuk membasmi hama baik kompetitor maupun predator yang terdapat di dalam tambak.  Pemberantasan hama terutama trisipan, kepiting, udang, dan ikan liar yang paliang efektif adalah pengeringan tambak secara sempurna.  Pemberantasan hama ikan dapat dilakukan dengan menggunakan saponin, dimana kemampuannya sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu dan salinitas air tambak.  Pada salinitas 30 ppt, saponin diaplikasikan dengan dosis 10-15 ppm atau 30-75 kg/ha tergantung kelimpahan hama tambak. Pemberian saponin tidak langsung diberikan begitu saja ke tambak pembesaran, tetapi harus melihat keadaan cuaca terlebih dahulu.  Apabila saponin ditebar pada waktu hujan pemberantasan hama tidak berlangsung secara optimal. Adapun pelaksanaan pemberantasan hama penyakit di tambak dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Untuk membasmi hewan liar tersebut dapat digunakan saponin dengan dosis 20 ppm.  
 Saponin terlebih dahulu direndam dalam air selama 12 jam. 
 Selanjutnya ditebar secara merata dalam tambak pada ketinggian air tambak 10 cm.  
 Setelah itu, saponin dapat diberikan dengan cara ditebar secara merata ke areal tambak dan dosis    
    yang diberikan sebanyak   18,75 kg/ hektar.
 apabila hujan sering terjadi maka pemberian saponin dapat diperbanyak sesuai dengan kondisi  
    tambak dengan ketinggian   airnya adalah 10 cm.
 Biarkan tambak selama 2 hari diperkirakan sampai  hama yang terdapat dalam tambak tersebut  mati..
Pemberian Pupuk
   Setelah pemberantasan hama dilanjutkan dengan pemberian pupuk urea dan TSP.  Pemberian pupuk dilakukan dengan cara memasukan air sampai ketinggian 10 cm dari kedalaman tambak agar penetrasi cahaya dapat tembus ke dasar tambak sehingga mempercepat tumbuhnya pakan alami.  Pupuk urea dan TSP merupakan pupuk yang digunakan untuk menambah unsur hara pada dasar tanah tambak pembesaran ikan nila.  
   Pemupukan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan makanan alami seperti klekap.  Pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik dengan dosis urea 100 kg/ha dan TSP 75 kg/ha, ditebar pada saat didasar tambak masih macak-macak atau lembab. Pupuk organik sebanyak 1 ton/ha, ditebar pada saat dasar tambak masih kering.    Selanjutnya air tambak ditinggikan menjadi 10 cm di atas pelataran.  Setelah satu minggu setelah klekap mulai tumbuh di dasar tambak, air ditambah lagi sampai kedalaman 30-40 (BPPKP, 2010). Namun pupuk kandang tidak langsung di tebar ke dalam tambak, tetapi harus dilakukan perendaman terlebih dahulu  selama 7 hari agar tidak terapung ketika ditebar.  Pemberian ketiga pupuk ini bertujuan untuk menyuburkan tanah yang terdapat ditambak dan hanya membutuhkan waktu sekitar 1 hari, pakan alami berupa fitoplankton maupun zooplankton dapat tersedia didalam tambak pembesaran sehingga dapat dimanfaatkan oleh ikan yang hendak dibudidayakan. Namun, waktu  ideal untuk fitoplankton dan zooplankton dapat tersedia secara optimal adalah sekitar 7 hari, dan kemudian ditambahkan air setinggi 40 cm di tambak.  Selain itu,  dapat pula di berikan pupuk susulan jenis NPK apabila ikan yang di tebar ke tambak pembesaran sudah sekitar 2 minggu, dengan dosis 8-10 kg setiap 2 minggu per hektar tambak.
Pemasukan Air
   Air merupakan sumber kehidupan bagi organisme air untuk hidup, mencari makan, dan berkembang biak.  Cara pemasukannya adalah air dialiri pada tambak penampungan dan kemudian disalurkan kembali pada tiap-tiap tambak pemeliharaan melalui pipa pemasukan yang bantu dengan pompa dan dikelilingi hapa agar tidak membawa kotoran dari luar tambak. Lahan tambak untuk pembesaran ikan nila harus memiliki sumber air laut dan air tawar yang baik dan tidak tercemar.  Memenuhi persyaratan kualitas air yang baik antara lain: oksigen terlarut 5,0-8,0 ppm, pH 6,5-8,0, suhu 25,0-30,0 0C, dan salinitas 0,0-35,0 ppt.  Selanjutnya menjelang penebaran dilakukan penambahan air sampai ketinggian 60-80 cm (BPPKP, 2010).
   Untuk memudahkan dalam pengeloaan tambak (pengisian air, sehingga kualitas air tetap baik dan memudahkan dalam pengeringan) sebaiknya lahan budidaya tidak terlalu luas.
Penebaran Benih
   Para pembudidaya  biasanya menebar benih nila yang berukuran 5-7 cm, karena benih tersebut sudah mampu beradaptasi dengan air payau. Bekas tambak air payau untuk pemeliharaan udang dan bandeng biasanya memiliki luas lebih dari 1.000 m2. Padat tebar ideal ikan nila ditambak air payau sama dengan pada tebar di air tawar, yaitu 10 ekor/m2. Penebaran benih nila biasanya dicampur dengan udang vanamei atau windu dengan padat tebar 4-5 ekor dan udang 2-3 ekor /m2
Kadang-kadang, benih ikan nila yang ditebar di tambak air payau mengalami stres. Karena itu, cara penebaran sebaiknya tidak dengan melepas ikan secara langsung ke tambak, tetapi dengan cara memasukkan plastik packing ikan ke permukaan air tambak dan mendiamkannya selama 15-30 menit. Setelah itu, plastik pengikat dibuka perlahan agar air didalam plastik bercampur dengan air tambak. Biarkan ikan keluar sendiri ke dalam tambak dan menyebar.
Teknik Pemeliharaan
   Teknik pemeliharaan Nila Merah (Oreochromis niloticus) ditambak pembesaran memiliki beberapa  hal yang harus perhatikan diantaranya sebagai berikut:
Kualitas air 
Kualitas air yang baik untuk Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) yaitu dengan salinitas 0-15 ppt, pH 7-6, Alkalinitas 30-300 mg/l, oksigen terlarut 5,0-8,0 g/ml, dan
Pemberian Pakan
   Pakan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam kegiatan budidaya, karena dengan adanya ketersediaan pakan yang cukup dan memiliki nilai gizi yang baik maka akan membantu untuk pertumbuhan ikan, pertahanan hidup, dan juga reproduksi. Pakan yang diberikan untuk pembesaran Ikan Nila diberikan pakan buatan berupa pelet.dengan kadar protein 20-25%; Lemak 4-2-4%; Serat kasar 8-11%; dan abu 12-15% dengan kadar air 12%.
Pemanenan Ikan Nila

   Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.Keunggulan nila salin selain kuat menghadapi salinitas tinggi juga panen lebih cepat. Jika menebar benih berukuran 5-10 cm bobot 250 gram dicapai dalam waktu 3-4 bulan.
   Pemanenan ikan  nila biasanya dilakukan dengan cara panen total. Namun ada sebagian pembudidaya yang melakukan panenan sebagiandengan alasan menunggu harga yang lebih baik.Cara pemanenan secara Total 
   Panen total dilakukan de ngan cara melakukan pengeringan tambak, hingga ketinggian air hanya 10 cm. Petak pemanenan atau petak penangkapan dibuat seluas 1 m2
di depan pintu pengeluaran, sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Waktu pemanenan dilakukan padaa pagi hari pad saat suhu masih rendah dengan menggunkan waring atau scoopnet. Lakukan pemanenan secepatnya dan  hati -hati agar ikan tidak terluka. Ikan dibersihkan dan dimasukkan dalam wadah /coolbox yang telah dilapisi dengan es curah untuk menjaga ikan tetap segar. untuk didistribusikan ke pedagang pengumpul.
   Demikian sekilas teknis cara budidaya ikan nila di tambak air payau, semoga materi ini mampu memberikan dampak ekonomi bagi pembudidaya,yang selama ini kurang berhasil dalam usahanya. Terima kasih atas kunjunganya di blogg saya ini.

Komentar

  1. Terimaksih infonya. Salam satu hobi! Jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2vBCEHB

    BalasHapus
  2. Wynn Las Vegas Casino & Hotel Review
    Wynn Las Vegas offers guests the ultimate in luxury with amenity-laden rooms, gourmet restaurants, elegant shops, and a 샌즈 카지노 주소 relaxing spa.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Pasta sebagai Pengganti Cacing Sutera untuk Benih Ikan Lele

MENGANTISIPASI DAMPAK AIR HUJAN BAGI BUDIDAYA IKAN LELE

PERSIAPAN MEDIA BUDIDAYA UNTUK PEMELIHARAAN BENIH IKAN LELE